Categories: SOSIAL

Tiga Alasan Remaja Mudah Terjerumus Paham Radikal

MONITOR, Jakarta – Kasus bom bunuh diri satu keluarga di Surabaya, beberapa bulan lalu, menjadi sorotan publik. Dalam tragedi itu, remaja bahkan anak-anak menjadi subjek atau pelaku terorisme.

Dosen President University Muhammad A.S Hikam menyayangkan peran orangtua didalam tragedi bom bunuh diri itu. Seharusnya menurut dia, orangtua menjadi penasehat bagi anak-anaknya dalam mengambil keputusan, bukan malah menjerumuskan anak-anaknya untuk ikut menjadi pelaku aksi teror.

Dari sekian kasus bom yang terjadi, kalangan remaja justru banyak yang berperan menjadi pelaku terorisme. Lantas apa penyebabnya?

Hikam menjelaskan, sejatinya masa remaja merupakan fase seorang individu muda untuk mulai menunjukkan jati dirinya dengan idealisme yang tinggi.

“Karena anak muda ini terpikat oleh etos perjuangan melawan kebobrokan ketidakadilan penindasan pada tatanan lokal, nasional maupun global,” terang Hikam saat ditemui di Hotel Gran Mahakam, Jakarta Selatan, Senin (27/8).

Selain itu, pada dasarnya mereka memiliki pergaulan yang sempit. Hikam mengatakan, anak muda inilah yang justru lebih mudah teracuni pengaruh radikalisme di lingkungan baru yang ditemukannya.

“Anak muda yang biasanya mudah terpapar biasanya kurang gaul atau kurang berhubungan erat dengan kelompok muslim arus utama (mainstream Moslem),” jelasnya.

Selain itu, mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi ini menjelaskan, rata-rata remaja tersebut mendapatkan pembelajaran tidak melalui lembaga pendidikan agama yang konvensional. Hampir kebanyakan, mereka mendapatkan informasi baru melalui kecanggihan teknologi di media sosial.

“Pembelajaran mereka tidak melalui lembaga lembaga pendidikan agama yang konvensional, tetapi melalui media dan teknologi informasi modern. Proses ini ikut berkontribusi pada radikalisasi diri (self radicalization) yang menjadi teroris tunggal,” terang Hikam.

Ia pun menekankan, baik pemerintah maupun ormas Islam terbesar turut andil menjadi bagian dalam pencegahan radikalisme di kalangan remaja melalui lembaga pendidikan, baik pondok pesantren maupun lembaga pengajian.

Recent Posts

Kementerian UMKM Dukung Pasar Senen Bertransformasi Menjadi Pusat Produk Lokal

MONITOR, Jakarta - Kebijakan pelarangan impor pakaian bekas ilegal menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang thrifting,…

2 jam yang lalu

Tingkatkan Kualitas SDM, UIN Jakarta Gelontorkan 2,85 Miliar untuk Beasiswa Dosen dan Tendik

MONITOR, Tangerang Selatan - Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menyalurkan beasiswa senilai Rp2,85…

2 jam yang lalu

KKP Bekali Pengelola SPPG Teknik Mengolah Ikan untuk MBG

MONITOR, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membekali para pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi…

4 jam yang lalu

Pisah Sambut Kepala BMKG, Menteri Agama Beri Apresiasi

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mengapresiasi peran Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)…

5 jam yang lalu

Banyak Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, DPR Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Yahya Zaini berpandangan pemerintah perlu meningkatkan…

6 jam yang lalu

Nilai Putusan MK Progresif, DPR Sebut Legislator Perempuan Kini Punya Ruang Lebih Luas

MONITOR, Jakarta - Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menilai putusan Mahkamah Konstitusi (MK)…

7 jam yang lalu