MONITOR, Jakarta – Pemerintah Indonesia saat ini sedang berupaya untuk mendorong pemanfaatan teknologi otomotif yang ramah lingkungan melalui program Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Harjanto mengatakan bahwa akan berkomitmen menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca (CO2) sebesar 29% pada 2030, sekaligus menjaga energi sekuriti khususnya di sektor transportasi darat.
“Pemerintah menargetkan pada 2025, sekitar 20% dari total produksi kendaraan baru di Indonesia sudah berteknologi Electrified Vehicle (EV/mobil listrik),” ujar Harjanto, Jumat (10/8).
Harjanto menilai, banyak tantangan yang harus dicarikan solusinya dalam rangka memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan, terutama bagi masyarakat Indonesia yang selama ini sangat mengandalkan minyak fosil untuk bahan bakar kendaraan mereka.
Selain tentunya penyiapan sarana dan prasarana pendukung kendaraan listrik, seperti pengolahan limbah baterai, stasiun pengisian baterai dan industri pembuatan baterai.
“Tantangan yang dihadapi seperti kenyamanan berkendara oleh para pengguna, infrastruktur pengisian energi listrik, rantai pasok dalam negeri, adopsi teknologi dan regulasi, dan juga termasuk dukungan kebijakan fiskal agar kendaraan electrified vehicle dapat dimanfaatkan oleh para masyarakat pengguna tanpa harus dibebani biaya tambahan yang tinggi,” ujar Harjanto.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam mendorong pengembangan LCEV, pemerintah akan memberikan insentif seperti tax holiday dan tax allowance bagi investasi baru dan perluasan untuk industri yang memproduksi komponen maupun merakit kendaraan rendah karbon.
“Selain itu, pemerintah akan memberikan insentif income tax deduction sampai dengan 300% untuk industri yang melakukan aktivitas R&D serta harmonisasi tarif pajak kendaraan bermotor,” katanya.
Di samping itu, pemerintah juga menggandeng produsen otomotif dan perguruan tinggi untuk melakukan riset bersama dan sosialiasi penggunaan kendaraan listrik,” ujar Harjanto.
Harjanto menambahkan, pihaknya terus menumbuhkembangkan industri kendaraan bermotor rendah karbon yang memiliki daya saing tinggi baik untuk pasar domestik maupun ekspor.