PEMERINTAHAN

Di APVP Forum Meeting, Indonesia Tegaskan Tolak Didikte

MONITOR, Muntinlupa City– Pertemuan East Asia Plant Variety Protection (EAPVP) Forum ke-11 yang digelar di Manila, Filipina pada 1 Agustus 2018, difokuskan pada peningkatan implementasi sistem PVT di setiap Negara anggota yang sejalan dengan akta International Union for the Protection of New Varieties of Plant (UPOV) 1991.

Hal ini ditujukan guna mendapatkan kesetaraan dasar hukum dan sistem yang seragam diantara sesama anggota forum. Indonesia melalui Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP), Kementerian Pertanian, Erizal Jamal dalam pertemuan tersebut secara umum menolak untuk didikte terkait dengan keanggotaannya di UPOV.

Erizal selaku perwakilan delegasi Indonesia mengemukakan beberapa hal terkait dengan aksesi Indonesia terhadap UPOV yaitu 1) setiap Negara anggota seharusnya memperkuat terlebih dahulu industri perbenihan di dalam negeri sebelum mengaksesi UPOV sehingga akan terjadi kompetisi yang adil antara pelaku usaha / pemulia dalam negeri dengan pemulia dari luar negeri, 2) adanya sistem pengelolaan sumber daya genetik dan access and benefit sharing yang efektif sehingga negara tidak akan mengalami kehilangan SDG dan kesetaraan benefit bagi kedua belah pihak baik pengguna maupun pemilik SDG.

“Terjadi perdebatan yang cukup alot dari beberapa Negara yang merasa tidak diberi informasi yang cukup terkait 2 (dua) dokumen utama, yaitu dokumen _Rule of Procedure of EAPVP Forum_ serta 10 Year Draft Strategic Plant of the Forum, namum perdebatan diakhiri dengan persetujuan seluruh pihak untuk mengadopsi sementara draft dokumen yang ada, “ jelas Erizal.

Dalam forum tersebut setiap Negara diberikan kesempatan untuk memberikan komentar dalam kurun waktu 6 bulan. Jika terdapat revisi maka dokumen akan disebarkan kepada seluruh anggota Forum sebelum akhirnya disahkan sebagai dokumen revisi.

“Indonesia akan menentukan sikap secara berdaulat dan akan lakukan diskusi intensif di dalam negeri, untuk penyempurnaan regulasi tentang benih dan SDG, penguatan industri benih dalam negeri, pengelolaan SDG serta penguatan sistem PVT itu sendiri, untuk menjamin ketersediaan varietas unggul yang makin beragam bagi petani dalam negeri,” kata Erizal.

Selain diskusi, juga dilaksanakan Seminar Internasional tentang “The Benefits of UPOV member” dengan narasumber dari UPOV, GNIS, Naktuinbouw, Community Plant Variety Office, Vietnam dan rencana masuknya Negara Brunei Darusalam, Myanmar, Malaysia menjadi anggota UPOV serta Pengenalan kondisi PVT di Filipina sebagai tuan rumah.

Dari pertemuan tersebut juga diputuskan 3 negara yang akan segera menjadi anggota UPOV adalah Brunei Darusalam yang akan masuk tahun 2018/2019, Malaysia sudah dalam tahap legal consultative dengan Kementerian dan Myanmar yang sedang merevisi UU PVT nya.

Recent Posts

DPR: Gaji Dosen di Bawah UMR Masalah Struktural yang Serius

MONITOR, Jakarta - Komisi X DPR RI menghormati proses konstitusional yang sedang berjalan di Mahkamah…

8 jam yang lalu

Bencana 2025, Danantara Harus Pimpin Investasi Hijau dan Transisi Energi

MONITOR, Jakarta - Sepanjang tahun ini Indonesia didera rentetan bencana ekologis yang kian ekstrem, dari…

10 jam yang lalu

Fahri Hamzah Dorong Penguatan Trias Politica demi Demokrasi Sehat

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Fahri Hamzah mengatakan, Partai…

11 jam yang lalu

Aksi Nyata Kemenag Bireuen, 7 Ton Beras Sasar Korban Banjir

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bireuen telah mendistribusikan bantuan kemanusiaan berupa sekitar 7…

13 jam yang lalu

Insentif Guru Honorer Naik, DPR: Tenaga Administratif Tidak Boleh Ditinggalkan

MONITOR, Jakarta - Guru honorer patut menyambut gembira rencana kenaikan insentif sebesar Rp100 ribu per…

16 jam yang lalu

ASN Kemenag Gotong Royong Pulihkan Masjid Pante Baro Pasca Banjir

MONITOR, Jakarta - Tim gabungan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh dan Kemenag Kabupaten Bireuen…

17 jam yang lalu