Jumat, 29 Maret, 2024

Peningkatan Kinerja Jadi Tolak Ukur Keberhasilan Pelatihan Kompetensi KUKM

MONITOR, DENPASAR – Peningkatan kinerja menjadi ujung dari pelatihan berbasis kompetensi bagi Koperasi dan UKM (KUKM). Hal itu terefleksikan dari peningkatan aset, omset dan kualitas tata kelola KUMK.

“Selain parameter kinerja diatas, hal yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana pengembangan usaha KUKM yang bersangkutan, apakah stagnan ataukah mampu menangkap peluang-peluang usaha yang lain,” ungkap Plt Deputi Pengembangan SDM, Rully Nuryanto, dalam arahannya pada pelatihan berbasis kompetensi bagi kasir, juru bayar, LKM, dan pengelola koperasi di Denpasar, Minggu (1/7).

Rully memaparkan, kualitas SDM KUKM yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing, menjadi kunci bagi pelaku KUKM untuk bisa bersaing dengan pelaku usaha lain.

“Sebagai pelaku KUKM, kita sudah harus akrab dan mengimplementasikan hal-hal seperti profesionalisme, digitalisasi, go global dan accountble,” ujarnya.

- Advertisement -

Rully menambahkan pada 2018 ini, Kemenkop dan UKM menargetkan memberikan pelatihan berbasis kompetensi kepada 500 orang pengelola koperasi di seluruh Indonesia. Wilayah yang disasar dalah Lampung, NTB, Sumbar, Maluku Utara dan Bali.

Sementara itu, Kadinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, I Gede Dewa Indra Putra mengatakan untuk bisa mengetahui tolak ukur keberhasilan pelatihan berbasis kompetensi bagi KUMK, pihaknya akan mengadakan uji petik secara berkala ke koperasi maupun UKM yang mengikuti pelatihan.

“Uji petik kita rencanakan tiga bulan setelah pelatihan ini selesai, kita akan lihat apakah sudah ada perubahan atau peningkatan hal-hal yang menjadi tolak ukur seperti omzet, aset maupun tata kelola,” katanya.

Asdep Penelitian dan Pengkajian Deputi Bidang Pengembangan SDM menambahkan, Kemenkop dan UKM berharap segera setelah pelatihan selesai, peserta bisa mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapat di koperasi masing-masing.

“Misalnya dari hal-hal yang paling mudah seperti bagaimana cara kasir menghitung uang dengan menggunakan jari saja, jangan dibantu pakai ludah, sampai materi yang lebih rumit seperti bagaimana mengatasi NPL (non performing loan) atau kredit macet dan sebagainya,” tambahnya.

Sejumlah peserta pelatihan, mengakui banyak manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan selama 3 hari ini.

Manager Koperasi Coblong Pamor, Denpasar Selatan, I Dewa Gede Krisna Wirawan, mengatakan, manfaat yang dirasakannya antara lain dalam pengelolaan kredit maupun cara penambahan modal.

Sedang Ketua unit SP Koperasi Sanjiwani Gianyar I Nyoman Sumiarsih, mengatakan setelah mengikuti pihaknya terbantu dalam membuat laporan keuangan koperasi dan solusi permasalahan koperasi.

Hal yang sama juga dirasakan juru buku KSP Sera Mandera, Dewa Gede Suryawan maupun, Kadek Aris Anggita, juru bayar di KSP Sari Pertama Denpasar.

Kabid Standarisasi SDM KUKM Kemenkop dan UKM Zahara Adnani menambahkan
pelatihan berbasis kompetensi bagi KUMK di provinsi Bali ini diikuti 90 orang dari kota Denpasar, Singaraja, Badung, Gianyar dan Tabanan.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER