INDUSTRI

Ini Penyebab Masih Minimnya Kontribusi SDA dalam Dunia Industri

MONITOR, Jakarta – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan pada era Presiden Megawati Soekarno Putri, Prof Rokhmin Dahuri mengatakan kalau miss management ialah salah satu faktor yang menjadikan kecilnya kontribusi Sumber Daya Alam dalam dunia Industri di Indonesia saat ini.

“Kan di awal jaman Pak Harto di tahun 70an sumbangan sektor SDA terhadap PDP (Pendapatan dari daerah ke pusat) kan sekitar 70 persen sekarang sudah melorot 14 persen, nah jadi kan semacam ada penurunan kinerja, menurut analisa saya itu karna miss manajemen,” Kata Rokhmin saat diwawancara di Kantor KAHMI Center, Jalan Turi, Senopati Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Jumat (29/6).

Prof Rokhmin Dahuri saat menjadi narasumber utama diakusi KAHMI, Jumat (29/6/2018)

Padahal menurut Rokhmin Indonesia memiliki potensi yang sangat besar terutama soal ketersedian SDA yang melimpah ruah baik itu yang terpulihkan maupun yang tidak. Lantas ia pun membeberkan bahwa hal tersebut bisa mendorong berbagai upaya untuk kemajuan Indonesia ke depan.

“Potensi ekonomi atau pembangunan SDA di indonesia baik yang sifatnya terpulihkan seperti kehutanan, pertanian, perikanan maupun yang tidak terpulihkan seperti minyak dan gas, batubara, mineral, seperti bauksit timah, tembaga, freeport segala macam, singkat cerita itu datanya sudah sangat nyata itu potensinya besar sekali untuk bisa memajukan indonesia,” ujar Rokhimn.

Lebih dari itu, ia menegaskan bahwa yang menjadi penyebab lain mengapa Indonesia sejauh ini masih sangat kurang maksimal dalam produksi Industri menyangkut kepada SDA. Menurutnya hal itu berasal dari faktor masih minimnya skala ekonomi Indonesia saat ini.

“Ya tadi skala ekonominya terlalu kecil, contohnya usaha padi sawah itu kalau ingin 1 orang petani menghasilkan 300 dolar/bulan atau sekitar 4,6 juta itu harusnya 2 hektar, faktanya di lapangan petani sawah di Jawa tuh rata-rata garapannya hanya 0.5 hektar saja, berarti kan kalo sawah linear kita deduksi itu ya 4,6 dibagi 4 kan yaitu sekitar 1 juta sekian, berarti miskin kan,” tandas Politikus PDIP ini.

Recent Posts

Tiga Jurnal UIN Bandung Raih Peringkat SJR dan Quartile 2024

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung kembali mencatatkan prestasi internasional.…

1 jam yang lalu

Kaskoopsud II Hadiri Panen Raya Padi Serentak di Bone

MONITOR, Makassar - Kepala Staf Komando Operasi Udara II Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, S.Sos.,…

4 jam yang lalu

Wapres Gibran Tinjau Pengaturan Lalu Lintas Arus Balik Idulfitri 2025 di JMTC

MONITOR, Bekasi - Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka bersama Wakil Menteri Badan Usaha…

8 jam yang lalu

Jasa Marga Catat 1,4 Juta Kendaraan Kembali ke Jabotabek pada H1 s.d H+5 Libur Idulfitri 2025, 63,4 Persen Kembali ke Jabotabek

MONITOR, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) Tbk. mencatat sebanyak 1.454.010 kendaraan kembali ke wilayah…

8 jam yang lalu

Hadiri Panen Raya Bersama Prabowo, Prof Rokhmin: Kita Harus Pastikan Petani Sejahtera

MONITOR, Majalengka - Kementerian Pertanian bersama Kabinet Merah Putih menggelar Panen Raya Padi Serentak di…

12 jam yang lalu

DPR Inisiasi Resolusi Darurat Terkait Myanmar di Sidang Forum Parlemen Dunia

MONITOR, Jakarta - Delegasi DPR RI menyampaikan kecaman terhadap kekerasan yang dilakukan junta militer Myanmar…

13 jam yang lalu