DAERAH

Sering Klaim Keberhasilan Kota Bandung, Pengamat Komentari Kepemimpinan Ridwan Kamil

MONITOR, Bandung – Pengamat Ilmu Politik dan Pemerintahan Universitas Katolik Parahyangan Asep Warlan Yusuf mengatakan, dibalik indahnya gedung-gedung, taman-taman dan rapinya trotoar ternyata menyembunyikan masalah-masalah krusial warga di kota Bandung.

Menurutnya, selama memimpin, Ridwan Kamil dinilai hanya fokus pada penataan kota dan infrastruktur. Sementara di satu sisi, Kang Emil dinilai lupa menuntaskan permasalahan-permasalahan sosial.

“Banyak orang bilang, Ridwan Kamil berhasil membangun Bandung secara fisik, lebih tertib dan hijau, tapi membangun daerah kan bukan hanya soal fisik, tapi banyak aspek yang harus diperhatikan, aspek sosial, ekonomi, sumberdaya manusianya, kulturnya,” ujarnya kepada wartawan.

Sementara dari segi infrastruktur, lanjut Asep, tata kota Bandung juga menyisakan banyak persolan baru. Contohnya jalan, transportasi, pengelolaan parkir, revitalisasi pasar, dan penataan pedagang kaki lima belum terselesaikan.

“Selama ini tata kelola kota belum ideal. Banjir masih ada, macet masih parah, pengelolaan parkir juga bermasalah,” sambung Asep.

Tak hanya masalah banjir dan macet, lanjut Asep, selama kepemimpinan Emil, masih banyak PR kota Bandung yang belum terselesaikan dan soal tata ruang juga tidak konsisten. Contohnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang belum dijalankan sesuai
dengan amanat Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang penyesuaian Tata Ruang dan Wilayah, setiap RTH di kabupaten/kota dan provinsi adalah 30 persen.

Sebelumnya, dalam banyak kesempatan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung berjanji akan menambah ruang terbuka hijau (RTH). Namun faktanya sampai hari ini masih belum mencapai target 30 persen. Bahkan pembangunan RTH tersebut hanya terkesan modernisasi semata.

Terkait itu, banyak kalangan meragukan model kepemimpinan Ridwan Kamil akan bisa pimpin Jabar seandainya nanti terpilih di Pilgub. “Jika mengelola dan menata kota Bandung saja masih menyisakan banyak persolan, bagaimana akan bisa pimpin Jabar yang kompleksitas persoalannya jauh lebih besar,” imbuhnya.

Recent Posts

Ikrar Sumpah Profesi, 37 Dokter dan 15 Apoteker UIN Jakarta Siap Mengabdi untuk Negeri

MONITOR, Tangerang Selatan - Sebanyak 37 dokter baru Fakultas Kedokteran (FK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta…

58 menit yang lalu

Guru Besar UIN Jakarta: Ditjen Pesantren Bentuk Pengakuan Negara pada Pesantren

MONITOR, Jakarta - Langkah Pemerintah membentuk Direktorat Jenderal Pesantren dinilai sebagai keputusan strategis dan visioner…

2 jam yang lalu

Gelar Malam Bakti Santri untuk Negeri, Prabowo Ajak Santri Kenang Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari

MONITOR, Jakarta - Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama menggelar Malam Bakti Santri Untuk Negeri…

7 jam yang lalu

Hadiri Konvensyen DMDI, Menteri UMKM Dorong Kebangkitan Ekonomi Melayu Islam

MONITOR, Jakarta - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman saat menyampaikan pidato…

9 jam yang lalu

Menperin Tegaskan Kesiapan RI Menjadi Pusat Inovasi dan Pertumbuhan Tekstil Dunia

MONITOR, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi mitra strategis…

14 jam yang lalu

Menag Ungkap Alasan Pilih NTB sebagai Tuan Rumah IES Forum dan Expo 2025

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka Indonesia Ekonomi Syariah (IES) Forum dan Expo…

16 jam yang lalu