MONITOR, Denpasar – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan kuliah umum di hadapan civitas akademika Institut Seni Indonesia (ISI), Denpasar, Sabtu (23/6) pagi. Dalam paparannya, Jokowi menegaskan bahwa Pembangunan Infrastruktur fisik merupakan bagian penting dari pembangunan infrastruktur budaya.
“Tolong jangan dimaknai sebagai pembangunan infrastruktur fisik semata, ini banyak yang keliru, jangan pula dimaknai untuk pembangunan ekonomi semata,” katanya.
Bagi Jokowi, pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan, bandara, dan tol laut yang terus digenjot pemerintah selama 3 tahun terakhir akan membangun dan membentuk peradaban bagi bangsa Indonesia ke depan.
“Infrastruktur yang akan semakin mempersatukan 714 suku yang ada di Bumi Nusantara ini, yang akan semakin memajukan kebudayaan dan kesenian di masyarakat, yang akan semakin meningkatkan rasa keadilan bagi seluruh rakyat,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur fisik merupakan tahapan besar pertama dalam pembangunan yang segera akan disambung dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Tahapan besar (pembangunan) yang kedua, untuk membangun SDM yang unggul, untuk membangun SDM yang kompetitif, untuk menguasai, mengendalikan, dan memanfaatkan ilmu pengetahuan serta teknologi yang berkembang begitu sangat cepatnya,” tandasnya.
Selain itu, Jokowi pada kesempatan tersebut mengingatkan pentingnya untuk menyiapkan diri dalam menghadapi perubahan dunia yang berlangsung sangat cepatnya sehingga bangsa Indonesia bisa berkompetisi dengan negara lain.
“Pembangunan infrastruktur juga merupakan salah satu langkah strategis kita menghadapi dunia yang sedang berubah dengan sangat cepatnya, dunia yang diwarnai dengan kompetisi yang semakin ketat dan semakin sangat keras,” ungkapnya.
Revolusi Industri 4.0 yang sedang berlangsung, ujar Jokowi, juga harus dihadapi dan diantisipasi secara serius.
“Digitalisasi, kekuatan komputasi, dan analitik data telah melahirkan terobosan-terobosan yang mengejutkan di berbagai bidang. Ini harus kita pahami dan kita sadari bersama,” tambahnya.
Agar dapat berkompetisi, lompatan-lompatan teknologi yang sangat cepat seperti cyber physical, kendaraan tanpa awak, 3D printing, atau advanced robotic, kata Presiden mencontohkan, harus dipahami dan disadari.
“Pilihan hanya satu, akan menjadi pemenang atau kita rela ditinggal oleh zaman, ditinggal oleh negara lain,” pungkasnya.