MONITOR, Jakarta – Industri manufaktur diyakini akan meningkatkan kembali produktivitasnya setelah masa libur panjang Lebaran tahun ini. Lonjakan kinerja tersebut bakal mengerek pertumbuhan positif pada kuartal III/2018 atau lebih tinggi dibanding periode sebelumnya.
“Kemarin kan sempat transportasi barang dibatasi, ditambah pula dengan adanya liburan yang cukup lama dari biasanya. Tetapi ini bisa dikejar pada kuartal III nanti,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (19/6).
Airlangga meyakini adanya momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) yang berlangsung tahun ini di berbagai wilayah di Indonesia, berdampak positif terhadap produksi sejumlah industri manufaktur.
“Apalagi nanti juga ada Pemilu, tentu demand produknya lebih banyak lagi,” ujarnya.
Ia pun menyebutkan, beberapa sektor manufaktur yang berpeluang tumbuh gemilang karena mendulang permintaan domestik yang tinggi selama bulan Ramadan dan pilkada tersebut, antara lain industri makanan dan minuman, industri tekstil dan produk tekstil, serta industri alas kaki.
“Bahkan, industri printing juga akan meningkat,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPS, pada kuartal I tahun 2018, industri manufaktur nasional skala besar dan sedang di dalam negeri mengalami peningkatan produksi sebesar 0,88 persen, lebih tinggi dibanding kuartal IV/2017 (quarter to quarter/q-to-q) dan tumbuh 5,01 persen dari kuartal I-2017 (year on year/y-on-y).
Selanjutnya, industri pengolahan nonmigas tumbuh sebesar 5,03 persen di kuartal I/2018, meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sekitar 4,80 persen. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah industri mesin dan perlengkapan sebesar 14,98 persen.
Kinerja cemerlang juga diikuti industri makanan dan minuman yang menempati angka pertumbuhan hingga 12,70 persen, kemudian industri logam dasar 9,94 persen, industri tekstil dan pakaian jadi 7,53 persen, serta industri alat angkutan 6,33 persen.