MONITOR, Jakarta – Hingga H-7 Lebaran, harga sembako di Ibukota masih tergolong stabil. Oleh karena itu, Dirut PD Pasar Jaya Arief Nasrudin berharap hingga pasca lebaran nanti, Pemprov DKI Jakarta tidak perlu menggelar operasi pasar (OP) untuk menurunkan harga.
Arief mengatakan, sejak beberapa hari terakhir tidak ada kenaikan yang signifikan dari sejumlah jenis sembako.
“Secara umum masih relatif stabil,” ujar Arief dalam keterangan yang diterima MONITOR, Jumat (7/6).
“Semoga sampai melewati masa liburan Lebaran, tidak ada OP asalkan harga tetap landa,” sambungnya.
Arief mengakui ada beberapa jenis sembako yang harganya naik, tapi tidak signifikan sehingga tidak mencemaskan masyarakat luas.
“Contohnya keluarga cabe-cabean harganya cuma naik sekitar Rp 2 ribu per kilogramnya, sehingga harganya masih di kisaran belasan ribu rupiah. Kenaikan yang masih dalam tahap toleran adalah di bawah Rp 20 ribu untuk cabe kriting,” jelas Arief didampingi sejumlah direksi dan staf.
Menurutnya stabilitas harga ini tak lepas dari peranan pemerintah pusat dan Pemprov DKI yang terus berupaya mengendalikan harga dengan berbagai cara. Contohnya, DKI kini makin meningkatkan kordinasi dengan daerah produsen serta mendistribusikan sembako bersubsidi secara rutin tiap bulan kepada masyarakat miskin pemegang Kartu Jakarta Pintar.
“Jadi, kalaupun ada lonjakan harga, warga miskin tetap bisa menikmati sembako murah,” papar Arief.
Adapun sejumlah sembako untuk program KJP antara lain daging sapi, ayam, beras, terigu, minyak goreng, dan gula pasir.
“Pada tahun 2017, sembako KJP yang digelontorkan Pemprov DKI senilai Rp 127 miliar. Sedangkan tahun ini dialokasikan sekitar Rp 300 miliar,” ungkap Arief sambil menambahkan per Mei ini sudah membelanjakan untuk sembako murah lebih dari Rp 100 miliar.