MONITOR, Swiss – Swiss dikenal memiliki sistem pendidikan dan pelatihan vokasi terbaik di dunia. Maka dari itu, salah satu fokus utama kerja sama bilateral Indonesia-Swiss adalah pada pendidikan vokasi.
“Hubungan bilateral RI-Swiss sudah sangat baik, tinggal bagaimana menghasilkan kerjasama yang menguntungkan bagi kedua belah pihak. Salah satunya adalah kerja sama pada bidang vokasi yang diharapkan akan ikut mendorong penciptaan lapangan pekerjaan oleh industri dan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia,” tutur Duta Besar RI untuk Swiss, Muliaman Hadad yang disampaikan pada pertemuan Dual vocational education and training (dVET) Visiting Program di Institut Teknik Mittelland (Höhere Fachschule Technik Mittelland/hftm) di Kota Biel (5/6).
Visiting Program tersebut diadakan pada 4—10 Juni 2018 diikuti oleh belasan orang peserta, terdiri dari perwakilan Akademi Tehnik Mesin Industri (ATMI) Surakarta, ATMI Cikarang, dan Asosiasi Politeknik dan Industri Indonesia (APII), serta perwakilan dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Kementerian Perindustrian RI, Swisscontact (agen penyalur bantuan kerja sama teknik), dan Bern University of Applied Sciences.
Program yang diselenggarakan oleh SITECO (Association for Swiss International Technical Connection) ini membahas penerapan kerja sama vokasi untuk politeknik di Indonesia, berupa kunjungan-kunjungan ke perusahaan dan politeknik terkemuka di Swiss, antara lain ABB Technikerschule, Katz (Kunststoff Ausbildungs und Technologie Zentrum), hftm Biel (Höhere Fachschule Technik Mittelland), Bombardier Transportation Switzerland Ltd, GBS (Gewerbliches Berufs und Weiterbildungszentrum St.Gallen), MSW (Mechatronik Schule Winterthur), ZHAW School of Engineering. Selain itu, peserta juga mengikuti workshop yang diadakan dalam rangka The 3rd International Congress on Vocational and Professional Education and Training di Kota Winterthur, Swiss.
Lebih jauh lagi, Dubes Muliaman menyampaikan bahwa Swiss dan Indonesia memiliki kemiripan yakni peran UMKM uang sangat signifikan dalam perekonomian. Ekonomi Swiss terletak pada UMKM yang ditopang oleh pendidikan vokasi. kekuatan UMKM di Swiss ditopang oleh tradisi panjang pendidikan vokasi. Potensi ini dapat dipertemukan dalam bentuk kerja sama bilateral yang saling menguntungkan antara RI-Swiss, terutama pengembangan pendidikan vokasi untuk mendukung Daya saing dan produktifitas UMKM.
Vice Presiden SITECO, Urs Keller, menambahkan bahwa sekitar 70 persen pelajar di Swiss menempuh pendidikan vokasi dan sisanya bersekolah di sekolah menengah umum. Kesuksesan pendidikan vokasi di Swiss terletak pada hubungan pendidikan dan industri yang terintegrasi dengan sangat baik. “Para pelajar di sekolah vokasi hanya 1-2 hari berada di sekolah, selebihnya belajar praktik langsung di industri,” ujar mantan Dekan ABB Technikerschule ini.
Wahyo Nursanto, salah satu peserta program yang juga Direktur ATMI Surakarta, menyampaikan bahwa program kunjungan dual vocational education and training (dVET) sangat penting dan bermanfaat bagi pengembangan kurikulum, kerja sama, dan jaringan internasional bagi politeknik-politeknik di Indonesia. “Setelah program ini, kita juga menjajaki bagaimana agar para pengajar politeknik di Indonesia bisa training di industri-industri terkemuka di Swiss ini.”
Program kunjungan dual vocational education and training (dVET) ini merupakan implementasi dari payung perjanjian kerja sama pendidikan dan pelatihan vokasi RI-Swiss “Skill for Competitiveness” (S4C) yang diluncurkan oleh Menteri Perindustrian, Menteri Ristekdikti, dan Dubes Swiss untuk RI di Jakarta, 20 Maret 2018 lalu.