MONITOR, Jakarta – Peneliti dari Community of Ideologi Al Islami Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya menilai, serangan bom bunuh diri yang terjadi di tiga tempat rumah ibadah di Surabaya, Jawa Timur, merupakan serangan yang terorganisir.
“Serangan ini terorganisir dengan baik, mencermati ada selisih waktu antara 3 tempat kejadian itu sekitar 5 menit,” kata Harits saat dihubungi MONITOR, di Jakarta, Minggu (13/5).
Untuk diketahui, setidaknya ada tiga tempat gereja yang menjadi sasaran bom bunuh diri, Minggu (13/5) pagi ini. Yaitu, Gereja Santa Clara Jl. Ngagel Surabaya, GKI Diponegoro Surabaya, dan GPPS Jl. Arjuna Surabaya.
Dikatakan Harits, menjadikan hari Minggu sebagai waktu aksi melakukan tindakan teror di Gereje sangat mudah dilakukan .
“Hari Ahad (Minggu) dimanfaatkan menjadi momentum yang mudah. Modus pelaku pura – pura ingin mengikuti misa / kebaktian minggu,” papar dia.
“Dan, Plotnya semua sepertinya sama yaitu serangan bunuh diri,” pungkasnya.
MONITOR, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengusulkan penambahan petugas dalam operasional penyelenggaraan ibadah haji 1446H/2025M kepada…
MONITOR, Jakarta - Tanwir I ‘Aisyiyah resmi dibuka oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah,…
MONITOR, Jakarta - Guru Besar Hukum Pidana Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Romli Atmasasmita, mengungkapkan bahwa…
MONITOR, Jakarta - Industri otomotif masih menghadapi tantangan yang cukup berat untuk bisa semakin melaju.…
MONITOR, Jakarta - Kondisi dunia yang tengah dalam ketidakpastian menjadi salah satu perhatian bagi akademisi.…
MONITOR, Jeddah - Menteri Agama Nasaruddin Umar bertemu dengan Menteri Haji dan Unrah Tawfiq F…