HEADLINE

Pengamat Cium Dugaan Konspirasi Dibalik Kerusuhan Mako Brimob

MONITOR, Jakarta – Kejadian ricuh yang dilakukan narapidana terorisme terhadap petugas Rutan cabang Salemba cabang Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, beberapa hari lalu berpotensi akan terulang kembali. Terlebih, sebagian kalangan menduga insiden tersebut memiliki kaitan dengan suhu politik Indonesia yang kian memanas.

Terkait anggapan ini, Pengamat Politik, Maksimus Ramses Lalongkoe menepisnya. Ia mengatakan kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob tidak ada kaitannya dengan unsur politik.

“Saya kira engga ada kaitan dengan kejadian itu, iya dan kita berharap publik tidak membawanya ke persoalan politik, Kita berharap polisi mengusut tuntas saja dan kesampingkan dulu dugaan motif politik,” kata Maksimus saat dihubungi MONITOR, Jumat (11/5).

Kendati demikian, ia menilai kasus tersebut tidak bisa diabaikan begitu saja tanpa adanya penelusuran yang lebih mendalam dan komprehensif. Kasus tersebut, menurutnya akan lebih mudah ditangani lebih sigap dan cepat apabila kembali terjadi.

Maksimus berharap, pihak aparat penegak hukum yakni kepolisian segera menelusuri apa motif sebenarnya dari kejadian tersebut. Sehingga menurutnya, insiden ini tidak dimanfaatkan oleh segelintir kelompok untuk menjatuhkan seseorang ataupun pemerintah.

“Itu hal biasa dalam tahun politik selalu ada celah untuk mengeritik pemerintah tanpa adanya solusi,” tukasnya.

Ia juga meyakini, di balik kejadian di Mako Brimob ada sebuah konspirasi antara pihak-pihak tertentu. Namun, hal tersebut harus ditelusuri kebenarannya.

“Saya melihat ada konspirasi di sana, bahwa ada kejadian itu kita lihatnya masih murni pidana maka untuk itu polisi harus usut tuntas,” tegasnya.

“Agar tidak ada dugaan politik maka polisi perlu menelusuri motif utama serangan tersebut. Harus dibukakan secara terang benderang benderang,” sambung dosen Universitas Mercubuana ini.

Untuk itu, ia mengharapkan agar nantinya Polri dapat dengan serius mengusut tuntas kejadian ini, siapa dalang sebenarnya. Selain itu, Polisi juga harus memberikan keterengan kepada masyarakat apa yang sebenarnya telah terjadi.

“Polri harus menginvestigasi secara komprehensif motif utama serangan para pelaku. Kedua polri harus jelaskan kepada publik bahwa ini murni tindak pidana bukan ada motif politik sehingga ada kejelasan bagi masyarakat,” tandasnya.

Recent Posts

Soeharto Diberi Gelar Pahlawan, DPR Singgung Pelanggaran HAM Orde Baru

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Andreas Hugo Pareira menyoroti keputusan Pemerintah…

33 menit yang lalu

Gelar Pahlawan Soeharto Skandal Terbesar Era Reformasi

MONITOR, Jakarta - Lembaga kajian dan aktivisme demokrasi Public Virtue Research Institute (PVRI) menilai pemberian…

2 jam yang lalu

Komisi IX DPR Apresiasi Komitmen BGN Tutup Permanen SPPG

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris mengapresiasi Badan Gizi Nasional…

3 jam yang lalu

Sambut Mahasiswa Baru UNMI, Prof Rokhmin: Kalian adalah Generasi Emas Indonesia 2045

MONITOR, Jakarta - Universitas UMMI Bogor (UNMI) meneguhkan langkahnya menuju kampus berkelas dunia (World-Class University).…

3 jam yang lalu

Kemenimipas Perkuat Sistem Merit Berkelanjutan Lewat Model Mobilitas Talenta PNS

MONITOR, Jakarta - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) secara resmi menetapkan model Mobilitas Talenta Pegawai…

3 jam yang lalu

Kemenperin Tingkatkan Utilisasi Industri Refraktori Nasional

MONITOR, Jakarta - Industri manufaktur atau sektor Industri Pengolahan Non Migas (IPNM) kembali menunjukkan kinerja…

4 jam yang lalu