KEUANGAN

Yuk Tengok 5 Tantangan Keuangan di Era Millennial

MONITOR- Berbeda dengan generasi orang tua terdahulu, kaum millennial kini menghadapi tantangan keuangan yang makin beragam dan cukup pelik. Mulai dari penggunaan kartu kredit hingga gaya hidup yang semakin konsumtif.

Selain itu hidup di era perkembangan teknologi, membuat generasi millennial kerap kali mendapat godaan seperti gadget yang rutin menawarkan produk baru, dan masih banyak lagi.

Kira-kira apa saja tantangan lain yang biasa dialami para generasi ini?

Yuk, simak penjelasannya di artikel yang telah MONITOR rangkum berikut ini!

1. Minim Pengetahuan Keuangan
Kebanyakan anak muda di generasi millennial kurang memiliki pengetahuan mendalam seputar keuangan. Baik berupa info terkini, ragam investasi, jebakan kartu kredit dan pinjaman, gadai barang, dan sebagainya. Padahal di era ini, Anda akan dihadapkan dengan beragam pilihan dan kreativitas dalam dunia finansial. Kalau sekadar tahu masalah tabungan, deposito, dan promo kartu kredit, bisa bahaya nih!

Coba yuk, sesekali mengunjungi situs khusus finansial dan perhatikan tren yang ada. Selain itu follow juga akun Instagram financial planner yang banyak memberi info seputar dunia keuangan. Tak perlu sampai ahli kok, yang penting, Anda tetap up to date agar tak mudah ‘terperosok’ jebakan finansial.

2. Tekanan Gaya Hidup
Pernah melihat berita mengenai siswa sekolah yang mencoba bunuh diri akibat tidak dibelikan handphone atau karena handphonenya dijual oleh orang tuanya? Kasus seperti ini tak hanya sekali dua kali, lho, melainkan sempat terjadi bebeapa kali dengan berbagai latar kisah yang berbeda.

Dari berbagai kisah tersebut dapat terlihat bagaimana produk yang awalnya disebut sebagai benda mewah atau tersier, kini sudah meningkat menjadi barang primer yang seakan wajib dimiliki setiap orang. Jika kondisi pemasukan kurang mendukung, tentu ‘gempuran’ iklan yang kerap Anda temui akan menjadi tantangan terbesar yang harus dihadapi sehari-hari. Agar tak terlalu terbebani, kurangi kegiatan stalking selebgram atau akun online shop meskipun hanya sekadar window shopping. Kenali mana kebutuhan dan keinginan, agar Anda tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif.

3. Punya Tumpukan Utang
Kartu kredit bisa menjadi alat pembayaran yang cukup membantu kondisi finansial seseorang. Namun dengan catatan benda ini digunakan secara bijak dan penuh perhitungan. Sayangnya promo kartu kredit di berbagai gerai perbelanjaan dan tempat makan sering kali membuat orang tergoda hingga akhirnya menggunakan benda ini untuk pengeluaran tersier serta kebutuhan remeh temeh seperti biaya hangout, makan maupun berbelanja.

Tapi apa mereka yang tidak memiliki kartu kredit bisa bebas dari masalah ini? Sayangnya tidak. Karena saat ini sudah banyak gerai perbelanjaan yang menawarkan cicilan tanpa kartu kredit. Meskipun ditujukkan untuk memudahkan mereka yang tidak memiliki kartu kredit dalam memiliki produk mewah, tetap saja, bagi Anda yang tidak mampu mengatur keuangan, hal ini bisa jadi godaan yang cukup berat.

4. Dihadang Inflasi
Tantangan keuangan yang ini juga tanpa sadar akan menghantui kaum millennial. Krisis keuangan tidak hanya terjadi akibat masalah finansial dalam negeri. Inflasi juga disebabkan oleh krisis keuangan yang terjadi secara global, seperti harga minyak dan keputusan politik suatu negara.

Harga kebutuhan sehari-hari dan bahan bakar bisa cepat berubah dan terus meningkat. Belum lagi, menjelang bulan Ramadan harga kebutuhan pokok akan meningkat. Jadi pastikan Anda memiliki perencanaan keuangan yang baik, agar inflasi tidak memengaruhi kondisi keuangan.

5. Konsumtif Terhadap Experience
Salah satu hal yang cukup menjual bagi kaum millennial adalah pengalaman. Beda dengan kebiasaan beberapa dekade lalu yang membuat seseorang menghabiskan uangnya dengan membeli benda atau berinvestasi pada barang tak bergerak, kaum millennial lebih merasa uangnya akan berharga jika dihabiskan pada sebuah pengalaman.

Lihat saja, saat ini banyak anak muda yang gemar traveling (meski kemudian tabungannya minim), atau mengunjungi restoran dan kafe yang menghidangkan makanan dengan tampilan unik. Perubahan gaya hidup ini membuat pengalaman mencoba sesuatu dianggap lebih berharga dibandingkan membeli logam mulia. Sebenarnya, hal ini tidak membawa masalah, asalkan Anda bisa mengimbanginya dengan tetap rutin menabung dan memiliki dana darutat yang memadai.

Recent Posts

Irjen Kemenag Harap Auditor Bisa Jadi Mitra Inovasi Pengembangan Diferensiasi Pendidikan Agama

MONITOR, Jakarta - Irjen Kemenag Faisal Ali tidak semata menjadi mitra pengawasan, tetapi juga problem…

30 menit yang lalu

Fahri Hamzah: Akademisi Jika Terjun ke Arena Politik, Ganti Baju Dulu

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah mengatakan bahwa…

57 menit yang lalu

Konsul Haji Minta Maktab Pahami Kultur Jemaah Haji Indonesia

MONITOR, Jakarta - Konsul Haji pada Kantor Urusan Haji (KUH) Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI)…

1 jam yang lalu

Waketum PP GP Ansor 2015-2024 Meninggal Dunia, Gus Addin: Beliau Orang Baik

MONITOR, Jakarta - Kabar duka datang dari Gerakan Pemuda Ansor. Wakil Ketua Umum PP GP…

3 jam yang lalu

Menuju Indonesia Emas 2045, Yandri Susanto: Indonesia Butuh Generasi Penerus Yang Handal

MONITOR, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI H Yandri Susanto menyatakan bahwa Indonesia butuh generasi…

4 jam yang lalu

Polemik Hukum Musik dan Lagu Mencuat Lagi, Ini Respon Ketua MUI

MONITOR, Jakarta - Sepekan terakhir polemik tentang hukum musik dan lagu kembali ramai di media…

5 jam yang lalu