HUMANIORA

Adhyaksa Tantang Wartawan Temukan Anggota Pramuka yang Terlibat Narkoba

MONITOR, Nunukan – Kemah Bela Negara Tingkat Nasional I 2018 di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara resmi dibuka Jumat (4/5) oleh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault. Pembukaan perkemahan yang diikuti sekitar 800 peserta dari 24 provinsi di Indonesia dilaksanakan di Bumi Perkemahan Bambangan, Sebatik, Kabupaten Nunukan.

Adhyaksa Dault Dault mengungkapkan alasan mengapa Kemah Bela Negara perlu diadakan. Menurutnya, tantangan yang dihadapi bangsa sekarang ini sangat besar, baik dari dalam maupun dari luar. Dengan 17508 pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, Indonesia diibaratkan sebagai rumah besar yang di dalamnya terdapat 34 kamar. Jika tak dijaga dengan baik, rumah itu akan rusak berantakan.

“Yaitu rumah NKRI, di dalamya ada 34 provinsi, 34 kamar-kamar, belum lagi kamar-kamar partai politik. Kita boleh saja berada dalam kamar-kamar provinsi, kamar-kamar partai politik atau organisasi. Tapi jangan lupa, kita punya dapur bersama, kita punya kamar makan bersama, kita punya ruang tamu bersama, yaitu, NKRI. Dan siapa yang menjaganya, yaitu kader-kader Gerakan Pramuka. Itulah makanya kita harus bela negara,” ungkap Adhyaksa di hadapan peserta Kemah Bela Negara, Jumat (4/5).

Mengutip Prof. Dr. Kenichi Ohmae dalam bukunya The End Of The Nation State, Adhyaksa menyebut ada empat i yang akan mengubah wajah dunia, termasuk Indonesia. Yaitu industri, investasi, individualis, dan informasi.

“Informasi yang diterima begitu dahsyat masuk ke dalam relung-relung anak-anak muda kita, melalui televisi-televisi, melaui film-film. Oleh karena itu, diperlukan sebuah upaya. Kita tidak bisa lepas dari globalisasi, kita hadapi dengan jati diri bangsa kita. Oleh karena itu Kemah Bela Negara I ini sangat penting bagi kita,” tegas mantan Menpora.

Di samping itu, lanjut Adhyaksa, Indonesia juga menghadapi tantangan lain yang tak kalah dahsyat, yaitu narkoba. Dia meminta seluruh anggota Gerakan Pramuka, terutama yang hadir dalam Kemah Bela Negara ini untuk menjaga diri dan keluarganya dari bahaya narkoba. Pasalnya, menurut data dari BNN, ada 250 ton narkoba yang masuk dan beredar di Indonesia.

“Ini upaya sistematis dari luar untuk menghancurkan bangsa kita. Karena kita bangsa besar, bangsa yang akan menjadi macan asia. Bangsa yang akan berkembang ke depannya dengan baik, untuk itu harus dihancurkan masa depannya. Tapi Pramuka yang akan (tampil) ke depan. Kalau bapak presiden mengatakan revolusi mental, maka menurut kami revolusi mental yang paling baik adalah Pramuka,” tegasnya.

Seperti biasa, Adhyaksa menantang para wartawan untuk menemukan satu anggota Pramuka aktif dan memiliki tanda kecakapan yang terlibat narkoba. Dia menjanjikan Rp1 juta bagi wartawan yang mampu menemukannya.

“Tidak ada, dari sekitar 12 juta Pramuka aktif yang memiliki tanda kecakapan, tidak ada satu pun terlibat narkoba. Maka pemerintah harus memperhatikan Pramuka sebagai kawah candradimukanya revolusi mental,” tandasnya.

Sementara itu, Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie dalam kesempatan yang sama mengungkapkan, Kemah Bela Negara diharapkan tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi menjadi upaya nyata untuk mencegah dampak negatif yang sedang dihadapi bangsa ini.

“Dewasa ini kita menghadapi situasi kehidupan sangat kompleks, kita menghadapi sebuah serangan kultural dari semua sisi kehidupan kita, terutama dari budaya luar, yang menyebabkan bangsa ini bisa rapuh dalam daya juang dan daya tahannya,” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid. Menurutnya, sebagai salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia, Kabutapen Nunukan sangat tepat dijadikan lokasi Kemah Bela Negara Tingkat Nasional I. Pasalnya, peserta kemah dapat memperoleh pengetahuan sekaligus merasakan langsung suasana kehidupan di pertabatasan.

“Saya berharap melalui Kemah Bela Negara ini adik-adik sekalian dapat terus melatih disiplin diri, patuh, tenggang rasa, tanggung jawab, kesadaran berbangsa dan bernegara, jiwa nasionalisme dan ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, dengan didukung oleh ketahanan jasmani dan rohani. Dengan demikian, adik-adik sekalian mampu mandiri dan mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat sekeliling kita,” ungkapnya.

Recent Posts

Kemenag Serahkan Bantuan Rp10,2 Miliar untuk Sumbar

MONITOR, Jakarta - Inspektur Jenderal Kementerian Agama Khairunas menyerahkan bantuan untuk korban bencana di Sumatera…

1 jam yang lalu

Cara UIN Jakarta Amankan Aset Negara lewat Pengelolaan BLU Terintegrasi

MONITOR, Jakarta - Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mencatatkan langkah penting dalam pengamanan…

3 jam yang lalu

Karantina Kepri Periksa Durian Tanjung Batu

MONITOR, Batam - Karantina Kepri melalui Satuan Pelayanan Pelabuhan Tanjung Batu melakukan pemeriksaan durian asal…

4 jam yang lalu

Warga Pulau Pari Gugat Holcim, Prof. Rokhmin: Suara Nelayan Kecil Bisa Jadi Tonggak Keadilan Iklim Dunia

MONITOR, Jakarta - Gugatan warga Pulau Pari, Kepulauan Seribu, terhadap perusahaan semen multinasional Holcim dinilai…

5 jam yang lalu

Kunjungi Aceh Tamiang, Menteri Maman Luncurkan Klinik UMKM Bangkit

MONITOR, Aceh Tamiang - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman meluncurkan Klinik…

5 jam yang lalu

Indeks Guru PAI 62,34, Kemenag Perketat Syarat Baca Al-Qur’an

MONITOR, Jakarta - Direktorat Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag menggelar survei indeks pendidikan agama di…

7 jam yang lalu