NASIONAL

Refleksi Hari Kartini, Hetifah Ingatkan Tantangan Industri 4.0

MONITOR, Jakarta – Politisi Partai Golkar Hetifah Sjaifudin mengatakan, peringatan hari Kartini selalu dijadikan sebagai momen refleksi perjuangan yang sudah dilakukan RA Kartini untuk memberi sumbangsih terhadap kaum perempuan.

“Hari kartini ini kan biasanya mengingat sesuatu, umumnya mengingat sesuatu yang terjadi masa lalu, apa yang sudah diperjuangkan Kartini. Atau itu tadi merefleksi apa yang sudah terjadi hari ini,” kata Hetifah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (25/4).

Hetifah menyadari, perempuan hari ini cenderung jarang memperhitungkan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Padahal menurutnya, hal tersebut menjadi lebih penting sebab bicara mengenai tantangan bagi kaum perempuan kedepan.

“Nah kita kan sudah masuk era revolusi Industri generasi 4, sudah masuk era digital. Kalau dulu laki-laki itu di jaman Kartini masa lalu lebih maju karena mereka bisa baca tulis tidak buta aksara makanya perempuan diajarkan pendidikan baca tulis untuk kartini yang akan datang karena tantangannya sedemikian besar dan kita tidak mungkin lagi mundur ke era yang lalu. Maka kita harus mengantisipasinya,” imbuhnya.

Untuk itu, ia mengimbau untuk kaum perempuan Indonesia juga mempunyai gagasan teekait persoalan bangsa, sehingga tidak melulu harus di belakang kaum laki-laki. Menurutnya dengan begitu tidak akan nampak kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.

“Jadi perempuan harus melek teknologi, kalau tidak, maka kesenjangan yang akan dibuat oleh perubahan zaman ini akan semakin melebar. Nah itu yang kita tidak mau. Mudah-mudahan nanti teknologi policy kita pun di DPR ini nanti kita rumuskan,” ujarnya.

Selain itu, ia mengakui kalau saat ini panitia khusus (pansus) DPR tengah menggodok terkait UU sisteknas guna memberikan pemahaman dan titik terang bagi persoalan dan sudut pandang terkait hal gender.

“Kita juga punya pansus yang lagi menbahas UU sisteknas ataupun hal hal lain yang terkait dengan policy teknologi. Itu harus mengantisipasi hal-hal yang terkait dengan perspektif dan dampaknya berdasarkan gender,” pungkasnya.

Recent Posts

MAI Dukung Pemerintah jadikan Akuakultur Sektor Unggulan

MONITOR, Surabaya - Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) Prof. Rokhmin Dahuri menegaskan bahwa MAI…

11 menit yang lalu

Sekjen Kemenag: AICIS+ 2025 Upaya Menjawab Krisis Lingkungan dan Teknologi

MONITOR, Depok - Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI, Prof. Kamaruddin Amin secara resmi membuka Annual…

42 menit yang lalu

Asrama Ambruk, Kemenag Berduka dan Beri Bantuan Pesantren Syekh Abdul Qodir

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama berduka atas peristiwa ambruk atap satu ruang asrama putri di…

8 jam yang lalu

Refleksi Satu Tahun Asta Cita Presiden Prabowo Bidang Diplomasi dan Pertahanan Nasional

MONITOR, Tangerang Selatan - Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Uama (PP ISNU) bekerja sama dengan…

10 jam yang lalu

Dukung Maung Pindad Jadi Mobil Nasional, DPR: Potensinya Besar

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi I DPR RI, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, mendukung rencana…

11 jam yang lalu

Kementerian UMKM Fasilitasi Legalitas dan Pembiayaan kepada 1.000 Usaha Mikro di NTT

MONITOR, NTT - Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama sejumlah pemangku kepentingan memfasilitasi…

12 jam yang lalu