JATENG-YOGYAKARTA

Kelompok Pemuda Tirta Gempita Gemparkan Pertanian Gunung Kidul

MONITOR, Bantul – Program Regenerasi petani yang diluncurkan Mentan Amran melalui Gernas Gempita berbuah manis, kali ini Sekelompok pemuda yang tergabung dalam KUB berhasil ciptakan inovasi pupuk organik tidak tanggung-tanggung pemakaian inovasi kelompok pemuda ini dongkrak 60% produksi petani.

jajaran Koordinator Gerakan Nasional Gempita Secara khusus meninjau pusat Pengolahan dan produksi KUB Tirta Gempita Di Desa Giritirto. Kec Purwosari Gunung Kidul Yogyakarta, Minggu, 22 April 2018

Seiring makin maraknya para petani menggunakan pupuk kimia pengusir hama mengundang keprihatinan. Berangkat dari rasa prihatin tersebut Kelompok Usaha Bersama pertanian disingkat KUB mencoba ber inovasi dengan menciptakan pupuk cair organik berkualitas tinggi yang mampu meningkatkan hasil produksi para petani.

Salah satu kepedulian tersebut muncul dari Kelompok Usaha Bersama Tirta Gempita DIY yang bernaung di bawah Gerakan Pemuda Tani (GEMPITA).

“KUB ini berhasil menciptakan Pupuk Cair Organik yang sangat ampuh mengusir hama dan memaksimalkan hasil produksi panen para petani”.

Menurut Ketua KUB Tirta Gempita DIY Sunardi, KUB sendiri berjuang untuk Meningkatkan peran pemuda/petani muda dalam mendukung program prioritas Kementerian Pertanian dan Menumbuhkan kelembagaan ekonomi yang dikelola pemuda/petani muda dalam rangka membangun daya saing dan posisi tawar dengan pelaku usaha lain.

terkait hal tersebut KUB kami fokus untuk pengembangan Pupuk Organik sebagai karya yang kami akan persembahkan buat pelaku Pertanian/pemuda tani seluruh Indonesia agar hasil panen yang diharapkan para petani lebih memuaskan. tutur Sunardi

Lanjut Sunardi, salah satu bukti menakjubkan dari pupuk cair organik ini adalah Kemampuan menumbuhkan tembakau secara subur diatas media Batu, selain itu penggunaan pupuk organik juga bisa meningkatkan hasil panen yang cukup membanggakan.

“untuk Gunung Kidul saja hasil panen petani meningkat hingga 60 persen setelah beralih menggunakan pupuk organik produksi KUB Tirta Gempita tersebut”. beber Sunardi

Pupuk cair ini juga mampu menghemat biaya produksi, karena selain sebagai pupuk, pupuk cair bisa digunakan sebagai bahan aktif untuk mempercepat pembuatan kompos atau pupuk kandang yang bekerja dalam proses pembusukan dan pematangan,” tambahnya.

Kornas Gempita Andi Anugerah Wijaya yang mengunjungi pusat Kegiatan produksi KUB Tirta gempita menyebut inovasi ini bukti kehadiran pemuda akan berdampak positif bagi menjawab persoalan yang ada di petani.

Anugerah menegaskan, KUB sebagai kelembagaan tani bagi pemuda untuk memberikan layanan cepat dan cikal bakal terbentuknya Korporasi petani disetiap kecamatan.

“KUB akan jadi wadah belajar dan bekerja pemuda, dimana pertanian kita dapat dioptimalkan berkat pemuda dari hulu hingga hilirnya. ini amanah Presiden Jokowi, pemuda harus kembali rebut kesempatan bekerja di sektor pertanian yang sangat menjanjikan” pungkas Anugerah

Recent Posts

Indonesia dan Arab Saudi Tingkatkan Kerja Sama di Industri Petrokimia dan Hilirisasi Mineral

MONITOR, Jakarta - Indonesia dan Arab Saudi terus berupaya meningkatkan kerja sama yang komprehensif di…

1 jam yang lalu

Nelayan Keluhkan Sulit Cari Ikan Akibat Pagar Laut, DPR Minta Pemerintah Segera Bertindak

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan merespons keluhan para nelayan akibat…

6 jam yang lalu

Kementerian UMKM Gelar FKP Guna Sempurnakan Mekanisme Pelayanan Publik

MONITOR, Jakarta - Kementerian Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menggelar Forum Konsultasi Publik (FKP)…

8 jam yang lalu

Kasus Kekerasan Seksual di RSHS, DPR: Harus Dilakukan Evaluasi Menyeluruh

MONITOR, Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengecam keras kasus kekerasan…

9 jam yang lalu

Marak Kasus Pelecehan, Puan Serukan Jangan Lelah Perangi Kekerasan Seksual!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak semua elemen bangsa dan seluruh masyarakat…

10 jam yang lalu

Bali Diingatkan Tak Perlu Latah Tiru Israel Atasi Krisis Pangan

MONITOR, Bali - Direktur Center for Inter-Religious Studies and Traditions (CFIRST) Arif Mirdjaja ikut berkomentar…

12 jam yang lalu