Sabtu, 20 April, 2024

Manfaatkan DNA, Mahasiswa ITS Ini Mampu Deteksi Kanker Leukimia

MONITOR, Jakarta – Beberapa tahun terakhir ini, menurut data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia mensinyalir bahwa kanker sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Namun, Fakta ini ternyata memberikan sebuah gagasan baru Moh Hamim Zajuli Al Faroby, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), untuk menciptakan program deteksi sejak dini jenis kanker darah atau Leukimia.

Pria yang akrab disapa Hamim ini mengatakan, kanker merupakan suatu penyakit yang unik. 
"Penyakit kanker cenderung mengikuti pola pertumbuhan dan penyebaran tertentu. Imbasnya berbeda jenis, berbeda cara penanganan,” ujarnya, Kamis (15/3).

Berdasarkan studi penelitiannya, setidaknya ada empat jenis kanker darah atau penyakit leukimia yang paling umum di dunia. Semakin dini jenis leukimia teridentifikasi, lanjut Hamim, maka semakin baik penanganan yang dapat dilakukan. 

Memanfaatkan kecerdasan buatan (Artificial Intelegence), Hamim berhasil merancang program pendeteksi jenis leukimia dengan memanfaatkan DNA/RNA pasien. 

- Advertisement -

Dalam prosesnya, urai Hamim, program yang menggunakan metode klasifikasi Support Vektor Machine ini memakai 40 data DNA/RNA positif leukimia dari National Center of Biotechnology Information (NCBI) dan European Molekuler Biotechnology Laboratory (EMBL) untuk dijadikan data latihan bagi pengklasifikasian data. “Hasilnya terdapat 64 ciri dari DNA/RNA Leukimia yang tereduksi lagi menjadi hanya dua ciri,” ujarnya.

Selanjutnya, data latihan tersebut digunakan untuk menguji 25 data lain untuk mengetahui akurasinya. Gunanya untuk melihat peforma dari program ini melalui tingkat akurasi prediksi.

Keluaran dari program ini divisualisasi pada bidang dua dimensi untuk mempermudah analisis. Hamim mengatakan, semakin banyak data latihan yang digunakan akan semakin akurat pula prediksi yang diberikan oleh program rancangannya.

Hamim berencana untuk mengembangkan penelitian terkait program ciptaannya ini hingga mampu mendeteksi keberadaan kanker hanya berdasarkan kode DNA/RNA yang dinumerikkan. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER