Categories: NASIONALPOLITIK

Strategi Perjuangan Perempuan dalam Memajukan Bangsa

Hari ini, tepatnya 8 Maret 2018 Dunia tengah memperingati International Women's Day atau Hari Perempuan Internasional. Tulisan ini hendak mengajak kita berefleksi tak sekedar pada pembahasan peran publik dan domestik perempuan, tapi lebih pada strategi perjuangan perempuan dalam upaya memajukan Bangsa.

Seringkali kita latah memahami peran publik perempuan yang ternyata hanya bersifat individual, misalnya seorang perempuan berprofesi sebagai dokter (profesi publik), memang ilmunya memberikan manfaat dan menyembuhkan masyarakat. Tapi itu adalah aktifitas individual, bukan organisatoris. Jika kemudian para dokter perempuan berhimpun, membentuk struktur organisasi perempuan khusus berprofesi dokter, kemudian merumuskan program kerja, mengimplementasikan dan hasilnya dapat dirasakan langsung misalnya menurunnya angka kematian ibu dan anak, menurunnya angka  gizi buruk, maka aktifitas tersebut dinamakan aktifitas komunal/ organisatoris.

Strategi Perjuangan perempuan disini diartikan sebagai aktifitas organisasi perempuan baik organisasi perempuan berlatar agama, profesi, suku, ras, sehingga dapat mengambil bagian dalam memajukan Bangsa.

Sejarah mencatat, perjuangan perempuan Indonesia pra dan pasca kemerdekaan, tertanggal 21 April atau yang dikenal sebagai hari kartini adalah awal perjuangan seorang perempuan Indonesia bernama Raden Ajeng Kartini (1879-1904). Kehadiran Kartini dianggap sebagai tonggak sejarah gerakan perempuan Indonesia, meskipun ini masih diperdebatkan karena beberapa tokoh perempuan seperti Cut Nya Dien, Dewi Sartika, yang juga turut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Di samping perjuangan individu, pra kemerdekaan telah bermunculan beberapa organisasi perempuan seperti organisasi Putri Mardika di Jakarta (1912), Aisyiyah di Yogyakarta (1917), Organisasi perempuan lain yang berdiri adalah Pawiyatan Wanito (Magelang, 1915), Purborini (Tegal, 1917), Wanito Soesilo (Pemalang, 1918), Wanito Hadi (Jepara, 1919), Poeteri Budi Sedjati (Surabaya, 1919), Wanito Oetomo dan Wanito Moeljo (Yogyakarta, 1920), Serikat Kaoem Iboe Soematra (Bukit Ting

Recent Posts

Semifinal Timnas Indonesia vs Thailand U-23, Berikut Jadwal dan Head To Head!

MONITOR, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 akan menjalani laga krusial di babak semifinal Piala AFF…

47 menit yang lalu

Terima Audiensi Eks JI, Wamenag Minta Aktivitas Jadi Bukti

MONITOR, Jakarta - Wakil Menteri Agama H. R. Muhammad Syafi’i menyambut baik proses reintegrasi para…

2 jam yang lalu

Hadiri Pelantikan Perwira TNI-Polri, Puan: Jangan Pernah Khianati Rakyat dan Negara!

MONITOR, Jakarta - Ketua DPR RI Puan Maharani menghadiri acara pelantikan Perwira TNI/Polri tahun 2025…

4 jam yang lalu

Dirjen PHU Kemenag: Regulasi Haji Berubah Hampir Setiap Tahun

MONITOR, Badung – Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan penyelenggaraan…

4 jam yang lalu

Seleksi Wawancara BIB Kemenag 2025 Masuki Hari Terakhir Sasar Calon Awardee S1 Dalam Negeri

MONITOR, Jakarta - Seleksi wawancara Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) Kemenag Tahun 2025, telah memasuki hari…

4 jam yang lalu

Kemenimipas dan Kejaksaan Lakukan Serah Terima Pengalihan Rupbasan Tahap Dua

MONITOR, Jakarta - Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) secara resmi melaksanakan pengalihan pengelolaan Rumah Penyimpanan…

4 jam yang lalu