Jumat, 26 April, 2024

Tiga Isu Ini Dinilai Bisa Menggerus Elektabilitas Jokowi di 2019

MONITOR, Jakarta – Menuju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Survei Nasional LSI Denny JA bertajuk Wajah Lama & Muka Baru Capres Cawapres memprediksi ketika Presiden Joko Widodo maju kembali dalam kontestasi Pilpres 2019 merupakan sosok yang kuat namun belum aman. 

 

Adjie Alfaraby selaku peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) mengatakan Elektabilitas Jokowi sebagai petahana masih terbilang tertinggi dibandingkan capres lainnya. Namun posisi elektabilitas tersebut belum aman. 

 

- Advertisement -

"Survei LSI Denny JA, Januari 2018 menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi saat ini sebesar 48.50% namun elektabilitasnya masih dibawah 50%" Kata Adjie, di Kantor LSI, Rawamangun, (2/2).

 

Lanjutnya, sedangkan ada dukungan sebesar 41.20% yang menyebar ke kandidat-kandidat Capres lainnya. Angka tersebut merupakan total atau gabungan dari dukungan pemilih terhadap sejumlah kandidat capres diluar Jokowi. Sedangkan sebesar 10.30% yang belum menentukan pilihan. 

 

Adjie mengatakan, ada dua alasan mengapa Jokowi masih kuat. Pertama, seperti angka survei, saat ini Elektabilitas Jokowi masih tertinggi dibanding semua Capres yang disimulasikan. Yang kedua, kepuasan terhadap kinerja Jokowi sebagai Presiden diatas 70%.

 

"Mereka yang menyatakan sangat puas terhadap kinerja Jokowi sebesar 9.30%, yang menyatakan cukup puas sebesar 65.60%. Artinya jika digabubg antara mereka yang sangat puas dan cukup puas, maka kepuasan terhadap kinerja Jokowi sebesar 74.90%. Sementara ada 21.30% publik yang menyatakan kurang puas" Jelas dia. 

 

Namun dilain sisi, Adjie mengatakan bahwa Jokowi juga belum aman. Ia menyebut ada tiga alasannya, pertama, publik belum merasa aman dengan permasalahan ekonomi. Menurutnya, isu ekonomi yang menjadi perhatian publik antara lain seperti mahalnya harga-harga sembako, makin meningkatnya pengangguran, dan sulitnya mencari lapangan kerja. 

 

"Survei menunjukkan bahwa sebesar 52.6% responden menyatakan bahwa harga-harga kebutuhan pokok makin memberatkan mereka. Sebesar 54.0% menyatakan bahwa lapangan kerja sulit didapatkan. Dan sebesar 48.4% responden yang menyatakan bahwa pengangguran semakin meningkat" Ungkapnya. 

 

Kedua, menurut survei yang dilakukan LSI Jokowi rentan terhadap isu primodial. Ia mengatakan, kekuatan dan isu islam politik diprediksi akan mewarnai Pilpres 2019 seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta meski dengan kadar yang berbeda. 

 

"Kekuatan islam politik adalah mereka yang percaya, yakin, dan mengkampanyekan bahwa politik termasuk didalamnya kriteria pemimpin tidak lepas dari ajaran islam. Presiden Jokowi pernah mengungkapkan bahwa agama harus dipisahkan dari Politik" Tuturnya. 

 

Ia menuturkan, berdasarkan data yang dihimpun oleh LSI, publik secara umum pun terpecah terhadap wacana pemisahan antara agama dan politik. Sebesar 40.7% publik menyatakan tidak setuju agama dan politik dipisahkan. Sementara 32.5% publik menyatakan setuju bahwa agama dan politik harus dipisahkan. 

 

"Artinya dari pemilih yang berpendapat bahwa agama tak bisa dipisahkan dari politik, mayoritas belum menempatkan Jokowi sebagai figur Capres yang ramah dengan isu ini" Sebut dia. 

 

Ketiga, Ia mengatakan merebaknya isu buruh negara asing menjadi salah satu yang bisa membuat posisi Jokowi tidak aman di Pilpres 2019. Apalagi isu tenaga kerja yang berasal dari Cina. Menurutnya, di tengah sulitnya lapangan kerja dan tingginya pengangguran di berbagai daerah, ada isu yang merebak bahwa tenaga kerja asing mulai membanjiri tanah air sampai pelosok-pelosok daerah. 

 

"isu ini secara nasional memang belum populer karena belum banyak publik yang mengetahui atau mendengar isu ini. Namun isu buruh negara asing ini sangat kuat resistensinya di publik" Tegas dia. 

 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh LSI untuk isu ini menunjukkan bahwa baru 38.9% yang mendengar isu ini, sedangkan dari yang mendengar, 58.3% menyatakan sangat tidak suka dengan isu atau informasi ini. Sedangkan hanya 13.5% yang menyatakan suka atau tidak bermasalah dengan isu ini. 

 

"Tiga isu ini akan menjadi tiga isu kunci yang menentukan kemenangan Jokowi dalam Pilpres nanti. Jokowi akan makin kuat dan perkasa jika tiga isu ini dikelola dengan baik. Dan sebaliknya Jokowi akan melemah jika tiga isu ini terabaikan" Pungkasnya. 

 

Survei Nasional LSI Denny JA ini memiliki responden sebanyak 1200, dipilih berdasarkan multi stage random sampling. Wawancara tatap muka dengan responden dilakukan serentak di 34 Provinsi dari tanggal 7 – 14 Januari 2018. Sedangkan Margin of error plus minus 2.9 Persen.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER