Categories: EKONOMIINDUSTRI

Tingkatkan Daya Saing SDM, Kemenperin Siapkan Program Strategis

MONITOR, Jakarta – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, berbagai program stategis diperlukan untuk memastikan bahwa industri di Indonesia semakin banyak menyerap tenaga kerja lokal. Salah satunya melalui peluncuran program vokasi link and match antara SMK dengan industri yang sejalan dengan Inpres Nomor 9 tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing SDM Indonesia.

Sepanjang tahun ini, telah dilakukan empat kali peluncuran program vokasi tersebut, meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Jawa Barat serta wilayah Sumatera Bagian Utara. Hasilnya, melibatkan 415 industri dan 1.245 SMK dengan jumlah sebanyak 2.177 perjanjian kerja sama yang telah ditandatangani kedua belah pihak.

Sebagai tindak lanjutnya, telah dilakukan pula penyelarasan 35 program studi bidang industri yang akan diimpelementasikan di SMK. Kemenperin pun memiliki target penyediaan minimal satu juta tenaga kerja industri tersertifikasi yang akan dipenuhi selama tiga tahun pada 2017-2019.
Di samping itu, untuk mendukung pendidikan vokasi, Kemenperin memberikan bantuan peralatan praktikum minimum senilai Rp35 miliar untuk 74 SMK.

Kemudian, pada tahun 2018, telah dialokasikan peningkatan kompetensi guru bidang produktif melalui pelatihan dan magang yang bekerjasama dengan ITE Singapura, Formosa Training Center Taiwan, serta industri dan lembaga pelatihan teknis sebanyak 1.900 orang, termasuk juga fasilitasi silver expert sebanyak 50 orang.

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Mujiyono menyampaikan kualitas SDM merupakan jawaban dari tantangan global di era digitalisasi saat ini.

“Untuk mengurangi jumlah pengangguran dan mendorong perekonomian nasional, SDM kita harus terus dilatih sehingga dapat langsung terserap di industri,” tuturnya.

Mujiyono menambahkan, terdapat tiga tahapan pendidikan vokasi, yakni pertama sekolah konvensional yang mengajarkan semua kompetensi yang berada di dalam jurusan tersebut. Kedua, sekolah yang kurikulumnya link and match dengan kebutuhan industri. Ketiga, sekolah yang menerapkan dual system, yakni porsi belajar di sekolah dan industri seimbang.

Pendidikan adalah inkubator. Saat ini, sekolah vokasi dan politeknik di bawah naungan Kemenperin telah link and match dengan industri. Pada tahun depan akan menuju ke arah dual system, ujarnya.

Sistem yang mengkombinasikan antara teori di sekolah dan praktik di industri tersebut telah diterapkan di berbagai negara maju seperti Jerman dan Swiss.

Recent Posts

Perputaran Ekonomi UMKM Capai Rp400 Miliar, STQH Nasional 2025 Dongkrak Pendapatan Warga Kendari

MONITOR, Kendari - Gelaran Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di…

26 menit yang lalu

STQH Nasional di Kendari, Perputaran Uang Capai Ratusan Miliar

MONITOR, Jakarta - Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadis (STQH) Nasional XXVIII Tahun 2025 di Kendari,…

1 jam yang lalu

Menag Dapat Apresiasi Kinerja Tertinggi di Kabinet Merah Putih

MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar mendapat apresiasi kinerja tertinggi dari publik berdasarkan survei…

7 jam yang lalu

Bapas Ciangir dan Dinas Pertanian Perikanan Teken MoU Dukung Program Ketahanan Pangan

MONITOR, Tangerang - Badan Pemasyarakatan (Bapas) Ciangir dan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam hal ini Dinas…

12 jam yang lalu

IPNU-IPPNU Kota Depok Gelar Santri Fest Campaign di CFD Margonda

MONITOR, Depok - Dalam rangka menyemarakkan peringatan Hari Santri Nasional 2025, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan…

13 jam yang lalu

Kemenag Gelar Uji Pengetahuan PPG Daljab 2025, Ratusan Guru Difabel Ikut

MONITOR, Jakarta - Kementerian Agama tengah menggelar Uji Pengetahuan (UP) Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam…

17 jam yang lalu