Jumat, 29 Maret, 2024

Peta Politik Pilgub Sumsel, Dodi Alex diprediksi bakal pecundangi Ishak Mekki

MONITOR, Jakarta – Bakal salon gubernur Sumatera Selatan yang akan berkompetisi pada Pilkada Pemilihan Gubernur 2018 mendatang yaitu Dodi Reza, Ishak Mekki dan Aswari Riva’i eski namanya santer bakal maju, namun ketiganya masih belum memunculkan bakal calon pendamping atau wakilnya masing-masing. berbeda dengan bakal calon Herman Deru yang sudah vampier dipastikan menggandeng Mawardi. 

Belum munculnya nama bakal calon ketiga figur diatas, memunculkan spekulasi di publik dan rasa was-was pada pendukungnya, akankah figur yang mereka dukung itu mendapat pasangan dan melenggang ke kontestasi pilkasa?.

Persoalan siapa pendamping dan pada posisi apa seorang tokoh akan maju bukanlah hal sepele. Bagaimana bisa mengukur kekuatan jika pendamping saja tidak siap atau malah masih dicari. Bagaimana bisa memenangkan kontestasi jika negosiasi menentukan pendamping saja susahnya setengah mati. Ukuran kematangan berpolitik seorang tokoh akan terlihat dalam hal penentuan pendamping ini. 

Pengamat politik dari kantor konsultan politik Stratakindo Research and Consulting Oktarina Soebardjo menilai, belum tercapainya kesepakatan pendamping Dodi Reza Alex bisa jadi karena menunggu sinyal dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Puteri.

- Advertisement -

Menurut Oktarina, sebagai partai pemenang pemilu tentu tidak elok jika calon dari PDI Perjuangan menjadi orang nomor dua. Belum lagi posisi partai dalam survei selalu yang tertinggi elektabilitasnya.

Oktarina menegaskan harga diri partai itu sangat penting, apalagi kader PDI Perjuangan di Sumsel itu banyak. Mereka juga bisa maju sendiri. Bukan tidak mungkin DPP menurunkan pasangan calon dua-duanya dari kader partai sendiri, mereka bisa melakukannya.

“Nah karena menunggu ingin wakilnya dari PDI Perjuangan inilah yang membuat Dodi Reza masih sendirian,” ujarnya Oktarina kepada wartawan di Jakarta, Ahad siang, 24 Desember 2017.

Oktarina juga melihat posisi Ishak Mekki yang mirip dengan Dodi Reza. Ishak diduga menunggu kesiapan Eddy Santana Putra untuk mau mendampinginya. Hal itu tentu tidak mudah karena Eddy merupakan kader PDI Perjuangan. Tidak mungkin turun dua restu pada dua kader di daerah yang sama. Bisa saja Ishak Mekki mencari tokoh lain, namun pertimbangan soal popularitas menjadi urgen. Adakah tokoh lain yang bisa membantu mendongkrak elektabilitas dirinya yang masih asyik bertengger di posisi antara 8 sampai 12 persen.

“Jadi alotnya posisi calon pendamping Ishak Mekki ini, sebalas dua belas dengan Dodi Reza. Patut diduga pengumuman pendamping mereka tidak akan berjauhan waktunya,” ujarnya.

Oktarina juga menilai Aswri Riva’i akan mengumumkan wakilnya seusai tuntas negosiasi dengan PKS. Patut diduga PKS akan “memaksa” Aswari untuk menerima kadernya menjadi wakil. Jika hal itu terjadi maka Aswari harus siap mendapat pasangan yang popularitas dan elektabilitasnya tidak jelas bahkan bisa jadi belum terekam survei.

“Jika Aswari jadi diusung Gerindra dan PKS, maka mereka akan jadi pasangan pelengkap. Itu artinya ada 4 pasang calon. Yang harus diingat adalah, menurut survei elektabilitas Aswari belum pernah mencapai angka 10 persen. Jika wakilnya tidak bisa mendongkrak dan membantu memberi kontribusi untuk peningkatan elektabilitasnya, siap-siap saja jadi pengggembira,” ujarnya.

Oktarina menganalisis, jika terjadi 4 pasang calon, pada prakteknya nanti Dodi Reza akan mempecundangi Ishak Mekki dan Aswari Rivai. Namun Dodi belum akan bisa mengalahkan Herman Deru. Itu karena posisi Herman Deru solid sebagai penantang. Publik yang kecewa dengan kepemimpinan duet Alex Noerdin – Ishak Mekki akan tumplek ngeblok ke Herman Deru. Sementara suara kubu petahan terpecah, ada yang ke anaknya Alex Noerdin, ada yang ke Ishak Mekki.

“Kalkulasi sederhana model begini akan terjadi jika pilkada berlangsung normal. Namun jika terjadi abnormal maka tentu akan ada anomali. Contoh abnormal itu misalnya terjadi kecurangan terstruktur sistematis dan massif atau terjadinya keberpihakan ASN yang akut dan penyelenggara pemilu tak mampu mencegahnya,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER