Categories: NASIONALPEMERINTAHAN

Ekspor Bulan November 2017 Tertinggi Sejak 2015

MONITOR Jakarta – Capaian nilai ekspor bulan November 2017 tercatat sebesar USD 15,28 miliar atau meningkat 13,2% dibanding tahun lalu (YoY). Capaian ini merupakan ekspor bulanan tertinggi sejak 2015.

“Capaian ekspor bulan November 2017 ini sangat baik dan merupakan ekspor bulanan tertinggi sejak Januari 2015. Membaiknya kinerja ekspor di bulan November 2017 didorong oleh meningkatnya ekspor sektor migas dan nonmigas,” ungkap Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita.

Ekspor migas, lanjut Mendag, tercatat meningkat 15,2% (YoY) menjadi USD 1,27 miliar; dan ekspor nonmigas meningkat 13,0% (YoY) menjadi USD 14,01 miliar. Lebih lanjut Mendag menjelaskan, secara kumulatif ekspor selama Januari-November 2017 mencapai USD 153,90 miliar, atau meningkat sebesar 17,2% dibanding periode yang sama tahun 2016. Peningkatan nilai ekspor selama Januari-November 2017 terjadi karena adanya peningkatan sektor pertambangan yang naik 34,4% (YoY); sektor migas 19,9%; sektor industri 14,3%; dan sektor pertanian 11,4%.

Beberapa produk nonmigas yang nilai ekspornya naik signifikan, antara lain besi baja (HS 72) naik 76,1%; bubur kayu/pulp (HS 47) naik 55,8%; bahan bakar mineral (HS 27) naik 46,1%; serta karet dan barang dari karet (HS 40) naik 41,8%. Kinerja ekspor ke beberapa negara mitra dagang selama Januari-November 2017 juga cukup menggembirakan. Ekspor nonmigas ke China, nilainya naik 44,5% dan volumenya naik 11,3%;
India, nilainya naik 41,6% volumenya naik 3,9%; serta Malaysia nilainya naik 20,3% dan volumenya naik 19,6%.

Sementara itu, kinerja ekspor dan impor di bulan November 2017 membukukan surplus perdagangan sebesar USD 0,13 miliar.

“Surplus November 2017 bersumber dari surplus perdagangan nonmigas yang mencapai USD 1,09 miliar dikurangi defisit perdagangan migas
sebesar USD 0,96 miliar,” jelas Mendag.

Secara kumulatif neraca perdagangan selama Januari-November 2017 mengalami surplus sebesar USD 12,02 miliar. Ini dicapai dari surplus perdagangan nonmigas sebesar USD 19,58 miliar dan defisit perdagangan migas sebesar USD 7,56 miliar.

“Surplus perdagangan selama Januari-November 2017 meningkat lebih dari 40% dibanding periode Januari-November 2016 yang hanya mencapai USD 8,48 miliar,” ujar Mendag.

Mendag mengungkapkan bahwa India menjadi penyumbang surplus nonmigas terbesar pada periode Januari-November 2017, diikuti Amerika Serikat, Filipina, Belanda, dan Pakistan yang mencapai USD 28,0 miliar. Sementara China, Thailand, Australia, Korea Selatan, dan Argentina
merupakan mitra dagang penyebab utama defisit nonmigas yang mencapai USD 20,7 miliar.

Recent Posts

Telkom Dukung Pemerintah Pulihkan Lahan Kritis dan Pembangunan Berkelanjutan

MONITOR, Jakarta - Data Kementerian Kemaritiman & Investasi tahun 2022 menyebut luas lahan kritis nasional…

1 jam yang lalu

PUPR Lanjutkan Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak

MONITOR, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Badan Usaha Jalan Tol…

3 jam yang lalu

Komisi III Cek Persiapan Keamanan Jelang Berlangsungnya ‘World Water Forum’ ke-10 di Bali

MONITOR, Jakarta - Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi III DPR RI melakukan pengecekan persiapan keamanan jelang…

3 jam yang lalu

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

MONITOR, Jakarta – Industri energi di Indonesia saat ini tengah berhadapan dengan trilema energi, yakni…

4 jam yang lalu

Pemerintah Akselerasi Sertifikasi Halal Produk Makanan dan Minuman di 3.000 Desa Wisata

MONITOR, Jakarta - Pemerintah mengakselerasi sertifikasi halal bagi produk makanan dan minuman di destinasi wisata.…

5 jam yang lalu

Merintis Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, Dua Pengusaha Berkolaborasi

MONITOR, Jakarta – Visi pengembangan pariwisata berkelanjutan yang mengangkat nilai-nilai lokal Indonesia menjadi perhatian besar…

9 jam yang lalu