MONITOR, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat terdapat beberapa tantangan dalam mewujudkan sektor jasa keuangan yang berperan mewujudkan kesejahteraan yang berkeadilan di Indonesia.
Tantangan tersebut diantaranya, keterbatasan sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur di brbagai wilayah, saya saing sektor jasa keuangan yang masih rendah dan perkembangan financial technology yang memerlukan kebijakan yang tepat.
Selain itu, terdapat juga tingkat inklusi keuangan masyarakat yang rendah dan tidak merata, serta maraknya penawaran investasi 'bodong' juga menjadi pekerjaan rumah sektor jasa keuangan di tanah air.
Dalam hal ini, OJK, seperti dilansir dari laman resminya di Jakarta, pada Senin (9/10) menetapkan sepuluh arah kebijakan barunya, yaitu:
1. Mengembangkan dan Melaksanakan Pengawasan SJK berbasis Teknologi Informasi – IT Based Supervision.
OJK akan mengimplementasikan IT based supervision dan pengembangan sistem informasi untuk mendukung pengawasan, baik solo basis maupun
terintegrasi.
2. Penguatan Pengaturan, Perizinan dan Pengawasan Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan.
Pengaturan, perizinan dan pengawasan terintegrasi bagi konglomerasi keuangan harus mampu mewujudkan konglomerasi keuangan yang tangguh, sehat, dan berkontribusi optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta stabilitas sistem keuangan.
3. Mengimplementasikan Standar Internasional Prudensial yang Best Fit dengan Kepentingan Nasional.
Standar internasional prudensial yang best fit mengandung arti tidak setiap jurisdiksi memiliki kepentingan nasional yang sama. Setiap jurisdiksi memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu OJK akan menerapkan standar internasional prudensial yang tentu disesuaikan dengan karakteristik SJK dan kepentingan nasional Indonesia.
4. Reformasi IKNB untuk mewujudkan IKNB yang Kuat dan Berdaya Saing
Reformasi pengaturan, perizinan, pengawasan dan exit policy di IKNB dan Konsolidasi jumlah pelaku di industri agar lebih berdaya saing.
5. Efisiensi di Industri Jasa Keuangan untuk mewujudkan IJK yang Berdaya Saing
Efisiensi di Industri Jasa Keuangan untuk mendukung peningkatan daya saing dan upaya penurunan suku bunga kredit.
6. Revitalisasi Pasar Modal dalam Mendukung Pembiayaan Pembangunan Jangka Panjang
7. Mengoptimalkan peran Financial Technology melalui pengaturan, perizinan dan pengawasannya yang memadai.
8. Mengurangi tingkat ketimpangan melalui penyediaan Akses Keuangan
9. Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Edukasi dan Perlindungan Konsumen
10. Mendorong peningkatan peran serta keuangan syariah dalam mendukung penyediaan sumber dana pembangunan
MONITOR, Jakarta - Langkah DPR RI berbenah diri di bawah kepemimpinan Ketua DPR Puan Maharani…
MONITOR, Jakarta - Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Ubaid Matraji mengatakan penetapan Eks Mendikbudristek…
MONITOR, Jakarta - Politisi senior PPP Jakarta yang juga eks Anggota DPRD DKI Jakarta dua…
MONITOR, Indramayu - Anggota DPR RI 2024–2029, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri menyerukan aksi kolektif…
MONITOR, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah…
MONITOR, Makassar - Yulianti Muthmainnah, Kepala Pusat Studi Islam, Perempuan, dan Pembangunan ITBAD Jakarta sekaligus…