MONITOR, Jakarta – Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai kebijakan ekonomi yang diterapkan pemerintah saat ini terlalu ambisius, salah satunya yakni kebijakan amnesti pajak.
Hal itu disampaikan dalam diskusi bertema "Menakar RAPBN 2018 dan Agenda Nawacita" di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (25/8).
Menurut Yudhistira, kebijakan amnesti pajak membuat masyarakat mengalami ketakutan lantaran diburu oleh pajak, terlebih keterbukaan informasi pajak belum terlaksana dengan baik.
"Semua orang ketakutan dikejarpajak, itu terlalu ambisius dari segi penerimaan pajak, Kedua soal keterbukaan informasi pajak," kata Yudistira dalam sesi diskusi.
Ditambahkan oleh Yudis, ambisiusnya pemerintah juga nampak dari kebijakan ekonomi yang menyoal daya beli konsumsi rumah tangga, padahal sejak 2014 telah diprediksi bahwa 2017 Indonesia bakal menghadapi tantangan ekonomi yang berat.
"Perdebatan soal daya beli lesu atau tidak semua sudah tau. Dari tahun 2014 konsumsi rumah tangga itu turun, tetapi justru ditahun 2017 dengan kondisi yang telah diprediksi bahwa perekonomian kita kana melewati masa yang berat justru dicabut subsidi energinya," ungkapnya.