Selasa, 7 Mei, 2024

Kursi Panas Menteri ESDM dan Manuver Halalkan Segala Cara

MONITOR, Jakarta – Desas-desus kabar angin perombakan atau reshuffle kabinet kerja Jokowi-JK jilid III kembali berhembus. Beragam informasi, spekulasi, dan prediksi tentang siapa yang bakal tergusur dan masuk dari kursi menteri terus berhembus. 

Dari sekian banyak itu, tidak sedikit yang justeru memanfaatkan momentum ini sebagai upaya mengincar posisi menteri dengan membangun opini dan gerakan mempengaruhi publik agar posisi menteri yang diincar bisa diraih. Posisi menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam hal ini contohnya.

Ya, sejak pertama kali berhembus isu rencana reshuffle kabinet jilid III, nama menteri ESDM Ignasius Jonan hilir mudik dispekulasikan akan berpindah posisi mengisi pos lain. Entah kebetulan atau tidak, di tengah  berbagai kebijakan dan kinerja positif Jonan dalam memimpin kementerian ESDM, sejumlah manuver politik kerap menghantam Jonan. 

Sebut saja foto Jonan dengan tenaga ahlinya yang diedarkan dan dipoles sedemikian rupa seolah ada sesuatu yang salah dan tidak patut. Terbukti itu hoax belaka.

- Advertisement -

Lepas dari serangan foto, kini gerakan tak kalah serunya kembali berhembus. Sebuah informasi yang menyebar dari jejaring aplikasi chat dan media sosial. Sebaran  informasi itu mengatasnamakan gerakan masyarakat  mendukung Jonan sebagai calon wakil Presiden Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. 

"Ayo Dukung Pak Jonan Jadi Wapres Pak Jokowi 2019 !!! Garda Pendukung Jokowi Ignasius Jonan 2019 (GPJJ2019). [Rakyat Dukung Pak Ignasius Jonan menjadi Wakil Presiden 2019 mendampingi Presiden Jokowi]" demikian isi sebaran informasi yang dibarengi dengan rencana aksi longmarch sebagai bentuk dukungan kepada Jonan, Kamis, 10 Agustus 2017 mendatang.

Sekilas memang gerakan tersebut nampak sebagai dukungan politik, Namun jika dianalisa lebih jauh, hal tersebut tak lain  merupakan sebuah strategi baru memojokkan dan menjatuhkan posisi Jonan. Membangun opini publik  seolah mantan Dirut KAI itu tidak tulus dan iklas dalam bekerja karena memiliki ambisi menjadi RI-2. 

Staf Khusus Bidang Komunikasi Kementerian ESDM, Hadi M Djuraid mengakui bahwa gerakan tersebut memang seperti dukungan, namun sebenarnya malah merusak citra dan kredibilitas Jonan. 

"Tidak benar itu, seolah mendukung tapi ada niat jahat merusak Pak Jonan," kata Hadi di Jakarta, Selasa (8/8).

Ditanya apakah gerakan tersebut bagian dari upaya mendongkel Jonan, Hadi secara diplomatis mengatakan bahwa upaya tersebut memang ada.

"Ada pihak-pihak tertentu yang secara terencana melakukan manuver pembusukan dan charracter assasination terhadap Pak Jonan," tegasnya. 

Hadi juga berharap agar upaya-upaya pembusukan tersebut sebaiknya dihentikan karena selain mengganggu fokus dan konsentrasi kerja, juga tidak baik untuk budaya demokrasi Indonesia.

"Sebaiknya manuver itu dihentikan karena tidak sehat untuk budaya demokrasi kita," harapnya.

Monitor mencoba menghubungi dan mengkonfirmasi kontak yang ada disebarkan informasi tersebut melalui telepon namun tidak ada jawaban. Adapun pesan singkat yang dikirimkan mengenai rencana aksi tersebut dijawab singkat "Kita lihat saja besok," jawab pemilik No telepon yang tertera di sebaran informasi atas nama Andi Boro tersebut.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER