Sabtu, 20 April, 2024

Bahas Kemanan Regional, Indonesia, Malaysia, dan Filipina Gelar Pertemuan

Monitor, Manila, Filipina – Permasalahan keamanan di sub-kawasan merupakan tanggung jawab bersama. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, saat melakukan pertemuan Trilateral bersama Menlu Filipina, Alan Peter Schramm Cayetano,  dan Menlu Malaysia, Dato' Sri Anifah Hj. Aman,  di Manila (22/6).

Pertemuan yang diprakarsai Indonesia tersebut bertujuan untuk membahas perkembangan situasi pasca serangan kelompok teroris di Marawi, Filipina, baru-baru ini serta untuk menyepakati upaya kolektif ketiga negara dalam menanggulangi terorisme di kawasan.

Dalam pertemuan tersebut para Menlu didampingi oleh panglima angkatan bersenjata, kepala kepolisian serta kepala lembaga penanggulangan terorisme dari masing-masing negara. Ikut serta bersama Menlu RI dalam Delegasi Indonesia  adalah Panglima TNI, Gatot Nurmantyo, Kepala Kepolisian RI, Tito Karnavian, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Suhardi Alius.

Dalam pernyataan pembukaannya pada pertemuan tersebut, Menlu RI menekankan bahwa permasalahan yang dihadapi Filipina adalah permasalahan bersama ketiga negara. Karena itu penanganannya harus dilakukan secara bersama-sama. Menlu RI juga menekankan pentingnya menyelesaikan akar permasalahan terorisme dengan mempromosikan pembangunan sosial ekonomi di kawasan perbatasan ketiga negara.

- Advertisement -

"Pertemuan Trilateral ini diprakarsai sebagai bentuk solidaritas terhadap masalah yang dihadapi Filipina," ujar Menlu RI. "Permasalahan terorisme adalah situasi luar biasa (extraordinary) yang harus ditangani dengan cara-cara yang juga luar biasa."

Panglima TNI, dalam pernyataannya kepada media pasca pertemuan tersebut mengatakan SOP patroli laut bersama Indonesia-Filipina-Malaysia yang ditandatangani di Tarakan pada tanggal 19 Juni 2017 lalu dapat menciptakan fondasi yang kuat bagi upaya bersama menanggulangi terorisme di kawasan perbatasan ketiga negara.

Sementara itu, Kapolri menyampaikan bahwa fenomena serangan terorisme di Marawi, Filipina, bukan sekadar fenomena lokal, namun juga fenomena regional dan global. Karena itu, kerja sama operasional yang efektif antarketiga negara diperlukan untuk menghadapinya.

Pertemuan Trilateral tersebut menghasilkan Pernyataan Bersama (Joint Statement) ketiga Menteri Luar Negeri. Dalam Pernyataan Bersama tersebut ketiga Menlu menyampaikan keprihatinan terhadap insiden terorisme dan kekerasan ektremisme yang baru-baru ini terjadi di Filipina. Ketiga Menlu menegaskan kembali komitmen bersama untuk menangani terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya yang dapat mengancam stabilitas di kawasan serta menyepakati untuk menyusun Rencana Aksi bersama guna menangani permasalahan tersebut.

Pertemuan menyepakati Indonesia sebagai tuan rumah pertemuan berikutnya pada sekitar Oktober 2017 mendatang. Dalam pertemuan kedua tersebut diharapkan akan disepakati Rencana Aksi Bersama. Meskipun demikian, ketiga negara juga sepakat bahwa beberapa bentuk kerja sama sudah dapat dilakukan dalam waktu dekat ini.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER