Jumat, 29 Maret, 2024

Tuan Guru Bajang dimata Cak Nun

Monitor, Yogyakarta – Ada momen menarik saat Budayawan Emha Ainun Najib atau yang biasa disapa Cak Nun kedatangan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr. TGH Muhammad Zainul Majdi, MA alias Tuan Guru Bajang dalam acara kajian Mocopat Syafaat Cak Nun dan Kyai Kanjeng di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tadi malam, Sabtu (17/06/2017).

Cak Nun mengakui kagum dengan sosok Tuang Guru Bajang (TGB) dan menganggap TGB menjadi Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), bukan karena hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Sebab, TGB memang didaulat masyarakat kultural di NTB menjadi pemimpinnya.

“Jadi Pilkada itu hanya resepsi. Karena sebelumnya, kakek dari Tuan Guru (Bajang) ini adalah pendiri Nahdlatul Wathan yang sudah jadi pemimpin masyarakat NTB, dan beliau memang trah (keturunan) yang sudah selayaknya didaulat menjadi pemimpin di NTB,” tutur Cak Nun seperti dilansir dari jogjakartanews.com 

Dalam pandangan Cak Nun, TGB menjadi Gubernur di NTB sebenarnya sudah mendekati konsep kepemimpinan dalam Islam.  Idealnya, kata dia, memang sudah seharusnya masyarakat yang melamar figur untuk menjadi pemimpin, bukan sebaliknya figur yang melamar untuk menjadi pemimpin.

- Advertisement -

Namun, menurut dia, di Indonesia masih menganut paham demokrasi, sebagaimana banyak negara di seluruh dunia. Sehingga, imbuh Cak Nun, sebenarnya Tuan Guru Bajang mengikuti Pilkada hanya untuk memenuhi formalitas demokrasi.

“Ngga ada menjadi ma'mum karena disuruh oleh imam, yang ada menjadi imam didaulat oleh ma’mum. Seharusnya kepemimpinan seperti itu. Tapi karena kita masih demokrasi, ya apa boleh buat?” ujar Cak Nun.

Kepemimpinan kultural seperti di NTB ini, imbuh Cak Nun, tidak banyak ditemui di Indonesia.

“Ini hanya ada di NTB, daerah lain ngga jelas,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER