Kamis, 18 April, 2024

Cibir Menteri Nilla, CBA Endus Dugaan Kongkalikong di Tubuh Kemenkes

MONITOR, Jakarta – Pernyataan kontroversial Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek tentang kandungan protein dalam tubuh cacing yang berada di kaleng makanan dianggap sangat tidak layak.

Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman tak menyangka, bagaimana mungkin Nila yang merupakan Guru Besar bidang Kesehatan justru melontarkan pernyataan dengan enteng bahwa cacing dalam sarden boleh dimakan.

"Sepertinya terlalu janggal apabila melihat seorang menteri kesehatan yang berlatar belakang gelar Profesor Doktor diembannya sehingga mengatakan cacing mengandung protein dan boleh dimakan masyarakat," ujar Jajang kepada MONITOR, Senin (2/4).

Ia pun mengatakan, pernyataan Menkes dianggapnya seperti sebuah kelakar yang menjijikan. Kata dia, sayang Niela F Moeloek tidak memberikan contoh langsung bagaimana cara makan cacing yang bagi kebanyakan orang dianggap menggelikan.

- Advertisement -

“Jika di dalam sarden ada cacing Center for Budget Analysis (CBA) menemukan hal yang lebih menjijikan dari cacing di tubuh kementerian yang dipimpin Niela Moeloek, yakni dugaan kongkalikong duit rakyat dan berlangsung selama dia menjabat lima tahun lamanya,” ucapnya.

Lebih jauh, ia justru mengungkapkan adanya dugaan kongkalikong yang terjadi pada setiap tahun Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan memiliki kegiatan Pekerjaan Cleaning Service. Terkait kegiatan itu, Jajang dan pihaknya menemukan banyak kejanggalan dalam pelaksanaannya.

Ia mencontohkan terkait pekerjaan Cleaning Service yang dikerjakan oleh satuan kerja Rumah Sakit Umum Dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Sejak menteri kesehatan Nila Moeloek memimpin tahun 2014, dugaan kongkalikong antara oknum pejabat kemenkes dengan swasta dalam  proyek Cleaning service terus berjalan sampai 2018.

Jajang membeberkan, misalnya dari segi anggaran tahun ke tahun selalu mengalami lonjakan yang drastis, padahal menurutnya pengerjaannya di ruang lingkup yang sama yakni di RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jl Diponegoro No 71 Jakarta  Pusat. dengan rincian. 2014 Anggaran sebesar Rp 18,2 miliar, 2015 Anggaran sebesar Rp 24,2 miliar, 2016 Anggaran sebesar Rp 27,1 miliar, 2017 Anggaran sebesar Rp 26,7 miliar, 2018 Anggaran sebesar Rp 38,2 miliar.

Sehingga total anggaran yang disiapkan Kemenkes terkait proyek Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta untuk 5 tahun sebesar Rp 134,6 miliar lebih.

Selain itu, Jajang juga mengungkapkan temuannya dari anggaran disiapkan seperti yang dibeberakan pada data di atas, uang negara yang dihabiskan sebesar Rp126,7 miliar lebih, dengan detail. Tahun 2014 PT Tirta Maz Dua tiga, nilai kontrak sebesar Rp16.996.728.200. dan Tahun 2015 PT Spectra Jasindo, nilai kontrak sebesar Rp20.860.140.000. kemudian,Tahun 2016 PT Tirta Maz Dua tiga, nilai kontrak sebesar Rp 26.568.850.286. Lalu Tahun 2017 PT Sapta Sarana Sejahtera, nilai kontrak sebesar Rp25.943.873.271. Serta Tahun 2018 Perusahaan Provices Indonesia  nilai proyek sebesar Rp36.416.932.665.

Jajang juga menilai anggaran yang terus naik dengan tidak wajar, mengindikasikan penentuan pagu anggaran serta Harga perkiraan sendiri yang dibuat oleh pejabat pembuat komitmen (PPK) sengaja ditinggikan agar membuka celah untuk permainan selanjutnya. Kata dia, Seperti satu perusahaan yang mendapatkan dua kali proyek Cleaning service, yakni PT Tirta Maz Dua tiga. Dengan nilai kontrak sebesar Rp 43,5 miliar lebih.

Selain itu menurutnya, adapaun modus dimenangkannya beberapa perusahaan meskipun dengan tawaran kontrak yang kelewat mahal, namun hal ini tidak ketara sebab sejak awal memang HPS yang ditetapkan sudah kelewat tinggi. Seperti Contoh proyek pekerjaan Service di tahun 2018 dari 62 peserta lelang yang mendaftar, Perusahaan Provices Indonesia yang dimenangkan dengan nilai kontrak Rp 36, 4 miliar lebih. Padahal ada perusahaan lain yang menawarkan harga lebih murah seperti PT Pinang Jaya Abadi senilai Rp 33,2 miliar. Ada selisih yang cukup jauh sebesar Rp 3,1 miliar lebih.

“Secara keseluruhan, CBA mencatat dalam proyek pekerjaan Cleaning Service Kemenkes di Rumah Sakit Umum Dr Cipto Mangun Kusumo Jakarta. Sedikitnya terdapat potensi kebocoran anggaran sebesar Rp 8,7 miliar lebih. Untuk potensi kerugian negara bisa lebih besar lagi, mengingat proyek tersebut bernilai ratusan miliar,” beber Jajang.

Untuk itu apabila mengacu pada beberapa temuan tersebut Jajang dan pihaknya mendorong pihak berwenang khususnya KPK agar segera membuka penyelidikan. Bahkan jika perlu, Menteri Kesehatan Nila Moeloek ikut dipanggil untuk dimintai keterangan.

“Karena selain di RS Cipto masih banyak proyek sejenis di Rumah sakit lainnya dan berada di bawah tanggung jawab menkes yang berpotensi jadi indikasi bancakan oknum tidak bertanggung jawab jika terus dibiarkan,” pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER