MONITOR, Jakarta – Direktur Utama Bank BTN, Maryono mengatakan bahwa saat ini masyarakat Indonesia tidak hanya menempatkan hunian sebagai kebutuhan primer. Masyarakat Indonesia, mulai menempatkan pendidikan sebagai kebutuhan dasarnya.
"Maka dari itu, terkait dengan launchingnya kredit pendidikan (Student Loant) Bank Tabungan Negara (BTN), melalui kredit pendidikan ini kami ikut berpartisipasi memenuhi kebutuhan pendidikan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia,” ujar Maryono.
Namun, menurut Maryono, pemenuhan kebutuhan pendidikan tersebut masih terhalang masalah tingkat ekonomi masyarakat Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) per akhir 2017 menunjukkan, hanya 8,15% dari penduduk berumur 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang Perguruan Tinggi (PT). BPS juga merekam adanya ketimpangan pendidikan yang sangat besar di mana presentase penduduk 15 tahun ke atas dengan ekonomi teratas lebih besar 17 kali lipat dibanding kelompok yang sama pada tingkat ekonomi terbawah.
Maryono menambahkan bahwa saat ini BTN telah menggandeng 101 universitas untuk mempermudah masyarakat mengakses kredit pendidikan BTN dan akan terus bermitra dengan perguruan tinggi lainnya.
“Kami akan terus menggelar kemitraan serupa dengan Perguruan Tinggi lainnya sehingga semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa mengenyam pendidikan tinggi,” tutur Maryono.
Bank BTN meluncurkan kredit untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dengan plafon hingga Rp200 juta dan bunga hanya 6,5% flat selama 5 tahun. Pinjaman tersebut diluncurkan untuk mendukung kebijakan Pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Bank BTN juga menggelar penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 24 perguruan tinggi di Indonesia. Hal tersebut merupakan wujud komitmen dalam menyukseskan penyaluran Kredit Pendidikan BTN.