Jumat, 29 Maret, 2024

Berdirinya Stasiun Jakarta Kota dan Eksistensinya

MONITOR – Stasiun Jakarta Kota, merupakan bagian dari kisah pejalanan kota Jakarta yang sebelumnya bernama Batavia. Pada 8 Oktober 1929, tepatnya 89 tahun yang lalu stasiun Jakarta Kota diresmikan oleh Gubernur Jendral jhr. A.C.D. de Graeff yang berkuasa pada Hindia Belanda pada 1926-1931.

Seperti yang kita ketahui, kawasan Jakarta Kota, adalah sebuah kawasan kota tua yang menjadi cikal-bakal perkembangan kota Jakarta seperti yang kita lihat sekarang ini. Jauh-jauh hari sebelum Jakarta atau yang sebelumnya bernama Batavia menjadi Ibukota Indonesia, kawasan ini sudah lebih dulu ada.

Sebelum stasiun kota dibangun, di kawasan ini persisnya sebelah selatan Meseum Sejarah Jakarta, sudah ada stasiun milik perusahaan kereta api Nederlands-Indische Spoorweg Maatschapij yang dibangun pada ahir abad 19 dan melayani rute Batavia-Buitenzorg atau kini Bogor. Stasiun ini kemudian dibeli oleh pemerintah Hindia belanda pada tahun 1913.

Selain disebut sebagai Stasiun Kota, stasiun di kawasan kota tua ini juga sering disebut Beos. Menurut berbagai catatan, Beos memiliki arti Bataviasche Ooster Sporweg Maatschapij yang berarti Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur.

- Advertisement -

Sebagian lagi menyebutkan bahwa Beos adalah Batavia En Omstreken yang jika diartikan memiliki pengertian Batavia dan sekitarnya. Secara bahasa, Batavia dan sekitarnya sudah sesuai dengan fungsi dan kegunaan dari kereta api itu sendiri.

Stasiun yang terletak pada ketinggian +4 meter ini merupakan stasiun terbesar yang berada dalam pengelolaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi I Jakarta dan merupakan satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan awal/akhir), yang tidak memiliki jalur lanjutan lagi.

Stasiun ini memiliki dua belas jalur kereta api dengan jalur 4 dan 5 sebagai sepur lurus jalur ganda dari dan ke arah Kampung Bandan Bawah-Pasar Senen-Jatinegara, jalur 8 dan 9 sebagai sepur lurus jalur ganda dari dan ke arah Kampung Bandan Atas-Tanjung Priuk, serta jalur 11 dan 12 sebagai sepur lurus jalur ganda layang dari dan ke arah Gambir-Manggarai. Di sebelah timur laut stasiun ini terdapat dipo kereta yang terhubung langsung dengan jalur 10.

Sejak 9 Februari 2017 Stasiun Jakarta Kota hanya melayani perjalanan KRL dari dan menuju daerah-daerah Jakarta dan sekitarnya, antara lain Tanjung Priuk, Kampung Bandan Atas (ke arah Tanjung Priuk) atau Bawah (ke arah Pasar Senen), Manggarai, Tanah Abang, Depok, Bogor, dan Bekasi-Cikarang (via Manggarai atau Pasar Senen).

Di balik kemegahan stasiun ini, tersebutlah nama seorang arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, 8 September 1882, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. Bersama teman-temannya seperti Hein von Essen dan F. Stolts, lelaki yang menamatkan pendidikan arsitekturnya di Delft itu mendirikan biro arsitektur Algemeen Ingenieur Architectenbureau (AIA). Karya biro ini bisa dilihat dari gedung Departemen Perhubungan Laut di Medan Merdeka Timur, Rumah Sakit PELNI di Petamburan yang keduanya di Jakarta dan Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta.

Selain Stasiun Jakarta Kota, di kawasan ini juga banyak berdiri gedung-gedung kuno dengan arsitektur Eropa dan Tiongkok. Diantara bangunan-bangunan tersebut, salah satunya adalah Museum Fatahilah yang banyak dikunjungi para wisatawan karena nilai dan catatan sejarah Jakarta yang tersimpan di dalamnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER