MONITOR, Moscow- Timnas Kroasia punya kesempatan mencatat sejarah di ajang Piala Dunia. Ya, Luka Modric dan kawan-kawan akan membawa Kroasia meraih gelar juara dunia untuk kali pertama jika berhasil mengalahkan Prancis di partai final, Minggu (15/7/2018) dini hari.
Tapi tidak gampang bagi Kroasia bisa mengalahkan Prancis. Pasalnya, tim Ayam Jantan tampil sempurna sepanjang gelaran Piala Dunia 2018 di Rusia. Sebelum menggenggam tiket final, Paul Pogba dkk berhasil menyikirkan Uruguay dan tim penuh kejutan Belgia. Sedagkan Kroasia menundukkan tim tuan rumah Rusia dan menghempaskan Inggris.
Meski berat, namun Kroasia diuntungkan dengan siklus peraih gelar juara. Ya, setiap 20 tahun lahir juara baru di ajang Piala Dunia. So, apakah timnas kotak-kotak dapat memperpanjang catatan itu? Itu akan terjawab nanti.
Yang pasti, Timnas Kroasia saat ini sudah memecahkan rekor era Davor Suker dkk menembus semifinal dan finis di posisi ketiga di PD 1998. Setidaknya, Luka Modric dkk dipastikan akan menjadi runner up jika harus mengakui ketangguhan Prancis nanti.
Dalam wawancara dengan ITV, Modric mengungkapkan semangat juang teman-temannya menghadapi Prancis. Modric tidak peduli dengan anggap banyak orang bahwa Kroasia inferior dari Prancis. ”Kami sudah membuktikan satu hal yang sangat bertolak belakang dari yang dipikirkan orang-orang. Terutama jurnalis dan pundit Inggris yang mengatakan kami akan kelelahan akan tetapi omong kosong itu sama sekali tak terbukti,” tutur Modric seraya mengakui Kroasia juga dianggap inferior saat bertemu Inggris.
Bek Kroasia Sime Vrsaljko juga jengah dengan kabar kalau dirinya yang akan absen di laga semifinal kemarin. Vrsaljko diisukan absen karena mengalami cedera di lutut kiri ketika menghadapi Rusia di babak perempat final 8 Juli lalu.
”Saya kira mereka (media Inggris, red.) seharusnya lebih ramah dan menaruh respek kepada tim kami. Kini kami membuktikan siapa yang lolos ke final,” kata bek Atletico Madrid itu.
Terkait dengan lahirnya juara baru setiap 20 tahun sekali, Modric mengaku akan dijadikan suntikan semangatnya. Terhitung sejak 1958 di mana juara dunia adalah Brasil, maka per dua dekade akan muncul juara baru. Setelah 1958, 20 tahun kemudian atau 1978 muncullah Argentina yang untuk pertama kalinya juara. Selanjutnya pada 1998, Prancis mengangkat trofi pertama kalinya di tanah sendiri.
“Tahun ini giliran kami. Kami sudah menantinya hampir sepanjang umur kami,” kata jurnalis Kroasia Davor Petrovic ketika diwawancara Four Four Two kemudian tertawa.
