Sabtu, 20 April, 2024

TGB Hormati Keputusan Demokrat Soal Capres-Cawapres

MONITOR, Jakarta- Belakangan nama Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi digadang-gadang menjadi salah satu sosok pemimpin yang ideal bakal Capres atau Cawapres pada perhelatan pilpres 2019 mendatang.

Sehingga muncul juga wacana dari Partai Demokrat yang merupakan partai TGB bernaung itu sempat mendorongnya dengan sosok lain seperti Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk maju sebagai capres atau cawapres yang diusung partai demokrat.

“Ya Wallahu’alam, ini prosesnya masih panjang sekali, kalau saya dengan segala keterbatasan saya, tapi rasanya kita sepakat bahwa anak bangsa itu memang harus siap apapun penugasan yang ada dengan segala keterbatasan,” kata TGB di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/5).

Namun, saat disinggung apakah dirinya mempunyai keinginan besar baik menjadi capres maupun cawapres. Ia hanya mencontohkan dengan apa yang sudah dicapai dan dilakukannnya selama dua periode dalam memimpin daerah NTB.

- Advertisement -

“Tergantung makna ambisi, kalau keinginan terus berkontribusi melalui jalur pemerintahan, saya pikir dari 10 tahun saya kebetulan dapat amanah itu rasanya memang bisa satu tanda tangan kita, satu kebijakan publik kita itu bisa menghadirkan manfaat bagi banyak orang,” imbuhnya.

“Saya ingin tetap berkontribusi apapun bentuknya, entah itu dimanapun, struktural maupun kultural, harus terus kerja untuk Indonesia,” sambung Politisi Demokrat ini.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa apapun nantinya yang akan menjadi keputusan dari Partai Demokrat terkait dirinya atau AHY yang lebih condong untuk didukung oleh partai. Ia akan tetap menghormati keputusan yang ada di partai.

“Saya selalu berhudznuzon dan keputusan belum ditetapkan partai demokrat dan sepanjang interaksi saya dengan bapak ketua umum (SBY), beliau adalah orang yang sangat menghormati sistem,” ujarnya.

Meski begitu, ia mengakui kalau Ketua Umum Partai Demokrat, SBY acap kali melakukan komunikasi dengannya. Namun, lebih kepada membahas bagaimana sebagai kader dapat memberi kontribusi yang baik dalam pemerintahan.

“Secara umum memang kita semua seperti yang saya sampaikan tadi kader diminta untuk membangun komunikasi dengan masyarakat untuk terus mencari ruang untuk berkontribusi bagi republik, tetapi khusus terkait dengan ini (capres-cawapres) ya memang belum ada proses lebih lanjut,” tandasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER