Kamis, 18 April, 2024

Alumni UIN Ciputat Galang Dukungan Tolak Hoaks dan Cendana

MONITOR, Tangerang Selatan – Alumni UIN Bersatu siap menggalang alumni UIN se-Indonesia yang memiliki sikap yang sama dalam rangka menolak hoax, menolak politisasi agama, dan menolak Dinasti Cendana.

Demikian tercetus di dalam acara Stand Up Politik dan Deklarasi Alumni UIN Bersatu yang disampaikan Koordinator Alumni UIN Bersatu Syukri Rahmatullah di hadapan sekira 300-an orang alumni dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Deklarasi ini bukan akhir, tapi awal perjuangan kami. Setelah ini, kami akan menggalang UIN se-Indonesia yang memiliki sikap yang sama,” tegasnya, di Fifo Resto, Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu 19 Januari 2019.

Mereka juga dalam deklarasi tersebut membulatkan tekad pada empat hal: 1. Tidak akan memproduksi, membuat, dan menyebarkan informasi hoax kepada masyarakat. 2. Siap melawan setiap informasi hoax yang beredar di masyarakat. 3 Menolak setiap upaya politisasi agama, dan 4. Akan melawan setiap upaya, kebangkitan orde baru melalui Dinasti Cendana.

- Advertisement -

Syukri menyebut bahwa hoax tidak hanya menimpa masyarakat, tapi juga pemimpin negeri ini seperti Jokowi dan juga Ketua MUI (non aktif) KH Maruf. Keduanya, sering kali diserang dan korban hoax dari pihak-pihak memiliki nafsu berkuasa dan tidak bertanggung jawab.

Dalam Stand Up Politik hadir sejumlah tokoh muda nasional dari UIN Syahid Jakarta, di antaranya Ray Rangkuti (aktivis 1998), Neng Dara Afifah (mantan komisioner Komnas Perempuan), Rumadi Ahmad (Ketua Lakpesdam), dan Rahmad Jaelani Kiki (aktivis 1998 dan penulis buku Genealogi Intelektual ulama Betawi).

Saat Stand Up Politik, pengamat politik Ray Rangkuti menceritakan bagaimana UIN Jakarta pada tahun 1998 lalu, menjadi kampus pertama yang berhasil masuk dan menduduki Gedung DPR pertama kali, hingga jatuhnya Soeharto pada 21 Mei 1998.

“Ketika masuk gedung DPR, kami membacakan shalawat Badar. Beberapa tahun kemudian, saat tengah bersama almarhum KH Hasyim Muzadi, beliau mengatakan bahwa Shalawat Badar itu adalah shalawat para kyai saat mengusir penjajah. Pantesan Pak Harto gemetar hingga mengundurkan diri, karena ada mahasiswa yang membacakan shalawat Badar, dan itu adalah mahasiswa UIN,” urainya, yang disambut gemuruh tepuk tangan ratusan alumni.

Neng Dara Afifah, salah satu aktivis muslim perempuan itu mengatakan bahwa sejatinya di dalam Al Quran, seorang ummat muslim dilarang menyampaikan berita bohong, berita palsu atau pun hoax.

Rumadi Ahmad mengungkapkan menguatnya upaya politisasi agama belakangan ini, demi tujuan sesaat. Tidak seharusnya, agama dipermainkan, diperolok demi kepentingan politik.

Rahmad Jailani Kiki juga mengatakan adanya ancaman bagi masa depan Indonesia, jjka semua tidak berhati-hati, dan cermat melihat situasi mutakhjr. “Jangan sampai kita nanti malah menjadi seperti Suriah,” ujarnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER