Kamis, 25 April, 2024

Pertemuan IMF dan World Bank bukan untuk Indonesia minta utang

MONITOR, Bali – Kondisi ekonomi Indonesia saat ini dirasakan makin memburuk. Naiknya harga berbagai kebutuhan, anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar dan berbagai permasalahn lainnya, dirasakan semakin membuat hidup masyarakat semakin berat.

Belum lagi musibah gempa bumi dan tsunami yang belum lama ini terjadi di Lombok dan Sulawesi Tengah. Langkah pemerintah dalam mengantisipasi dan memberikan bantuan, pada para korban yang terdampak dirasakan sangat lamban sehingga dirasakan sangat tak maksimal.

Di tengah berbagai kondisi itu, pemerintah Indonesia justru berani menjadi tuan rumah pertemuan International Monetery (IMF) dan Worl Bank (Bank Dunia) di Bali yang anggarannya terbilang sangat besar, nyaris Rp 1 triliun.

Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertemuan tersebut bukanlah ajang untuk mengajukan pinjaman. Dirinya menegaskan, Indonesia hanya menjadi tuan rumah pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral anggota-anggota IMF dan Bank Dunia.

- Advertisement -

“Tidak (ada rencana mengajukan pinjaman), karena IMF itu adalah institusi yang hanya melakukan pinjaman bagi negara yang mengalami krisis neraca pembayaran,” katanya kepada wartawan, di Bali International Convention Center, Nusa Dua, Bali, Senin, 8 Oktober 2018.

Adapun Pertemuan IMF-World Bank digelar di Nusa Dua, Bali 8-14 Oktober 2018. Pertemuan ini merupakan ajang bagi menteri-menteri keuangan dan juga gubernur bank sentral untuk membicarakan mengenai kebijakan ekonomi dan fiskal di masing-masing negara ataupun di dunia.

Banyak pihak menilai pemerintah Indonesia akan memanfaatkan pertemuan itu untuk mengajukan utang baru ke Bank Dunia atau IMF. Sri Mulyani menyampaikan pernyataan itu untuk meluruskan isu yang berkembang bahwa pemerintah berencana mengajukan pinjaman ke Bank Dunia atau IMF. “Banyak yang ingin mencoba untuk membuat seolah-olah ini menjadi isu,” katanya.

Sri Mulyani mengakui saat ini kondisi ekonomi Indonesia tengah menghadapi banyak tantangan dan penyesuaian. Meskipun demikian, mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini beralasan Indonesia tak ada niat untuk mengajukan pinjaman karena kondisi fundamental ekonomi masih cukup baik.

Bendahara negara ini menambahkan bahwa Indonesia menjadi penyelenggara pertemuan IMF dan Bank Dunia karena ingin menjadi warga dunia yang baik dengan cara berkontribusi melalui pemikiran ekonomi. Terutama, kata dia, untuk bisa menciptakan kondisi dunia yang aman sekaligus menciptakan kesejahteraan bersama.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER