MONITOR, Jakarta – Dalam rangkaian Pertemuan Para Menteri ekonomi ASEAN (AEM) ke-49, Jumat (8/9), di Pasay, Filipina, Indonesia melakukan pertemuan bilateral dengan Kanada dan United States-ASEAN Business Council (US-ABC). Terhadap Kanada, Indonesia meminta Kanada mendukung perdagangan produk minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya, terutama biodiesel, serta pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
“Kami meminta Kanada memberikan dukungan kepada Indonesia terhadap produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya, khususnya biodiesel di perdagangan internasional,” kata Mendag saat berdialog dengan delegasi Kanada yang dipimpin Parliamentary Secretary to the Minister of Internation Trade Kanada Pamela Goldsmith-Jones yang mewakili Minister of International Trade François-Philippe Champagne.
Selain itu, Indonesia mendukung dilaksanakannya studi yang komprehensif untuk melihat dampak dari rencana pemberlakuan ASEAN-Kanada FTA terhadap pertumbuhan ekonomi kedua belah pihak. Di samping itu, Indonesia juga memberikan dukungan terhadap proposal Kanada terkait Exploratory Discussion yang bertujuan untuk pertukaran informasi data perdagangan dan rezim peraturan antara ASEAN dan Kanada dalam menunjang pelaksanaan studi dimaksud.
“Indonesia sebagai country coordinator pada kemitraan ASEAN-Kanada memandang Kanada sebagai mitra ASEAN dengan potensi cukup besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi ASEAN. Ini ditunjukan dengan nilai perdagangan ASEAN-Kanada yang mencapai CAD 21,6 miliar pada tahun 2016. Keinginan Kanada untuk membentuk FTA dengan ASEAN merupakan sinyal positif bagi dunia bahwa ASEAN itu solid,” jelas Mendag dalam keterangan pers yang diterima MONITOR, Jakarta, Sabtu (9/9).
Mendag juga berharap agar Kanada segera merealisasikan kerja sama peningkatan UMKM di ASEAN. Komitmen tersebut tertuang dalam Proyek Kerja Sama Pembangunan Ekonomi untuk UMKM (Canada-OECD Project on ASEAN SMEs) dan merupakan salah satu bagian dari program pertumbuhan ekonomi yang inovatif dan inklusif ASEAN-Kanada.