Jumat, 29 Maret, 2024

Kementerian Pertanian Jalin Kerjasama dengan TNI

MONITOR, Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) menjalin kerjasama dengan TNI Angkatan Darat dalam mewujudkan swasembada pangan. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan apreasianya terhadap TNI Angkatan Darat (AD), karena berpartisipasi aktif dalam mewujudkan swasembada pangan. Sebab, ketahanan pangan merupakan bagian dari ketahanan negara. Sehingga, seluruh elemen bangsa, termasuk TNI, wajib berperan demi menjaga kedaulatan tanah air.

"Untung para TNI, KSAD (Kepala Staf TNI AD), Polri, kita kompak. Sehingga, goncangan tidak begitu berat," ujarnya sela Rapat Koordinasi Teknis TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-100 Tahun Anggaran 2017 di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Peraih tanda kehormatan Satyalencana Pembangunan dari Presiden pada 2007 ini kemudian mencontohkan dengan keterkaitan antara ketahanan pangan dengan ketahanan negara. Karena ketahanan pangan Indonesia terjaga, maka mendorong petani bersemangat untuk berusaha, lantaran kesejahteraannya terjamin. Sehingga, meminimalisir orang-orang yang ingin berpartisipasi pada organisasi ekstremis.

- Advertisement -

"Kalau perut lapar, kelompok Santoso (pimpinan ekstremis Mujahidin Indonesia Timur/MIT, red) hanya beranggotakan 41 orang, kita kelabakan. Bagaimana kalau satu juta anggotanya?" tanyanya.

"Yang tinggalkan pertanian sudah 21 juta orang. Ini berkontribusi pada ISIS, begal, kenakalan remaja. Makanya, kita bangun dari pnggiran, desa, perbatasan," lanjut peraih gelar doktor dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Sulawesi Selatan itu.

Menteri Amran selanjutnya memaparkan beberapa kesuksesan yang dicapai pemerintah di sektor pangan berkat kerja sama antara Kementan dengan sejulah instansi, termasuk TNI AD. Misalnya, defisit sumber daya manusia (SDM) untuk Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sebesar 70 ribu orang menjadi bisa diatasi dengan diperbantukannya personel tentara.

Kemudian, meningkatkan produktivitas komoditas pangan melalui cetak sawah, mempermudah distribusi bantuan produksi, serta membantu menekan harga dan mempermudah stok dengan membangun lahan pertanian di perbatasan, sehingga menekan selundupan.

Begitu pun, empat komoditas yang dicanangkan swasembada pada 2016-2017 sebagaimana visi Lumbung Pangan Dunia 2045 akhirnya terwujud. Yakni, bawang merah, padi, cabai, dan jagung. Bahkan, hasil panen melampaui kebutuhan pangan nasional. Sehingga, di ekspor ke sejumlah negara tetangga. Misalnya, bawang merah ke Thailand dan Singapura, beras ke Papua Nugini, dan jagung ke Malaysia.

"Aku pilih (jagung, red) dari bapak daripada dari Amerika, Argentina," kata Menteri Amran mengutip pernyataan perwakilan Malaysia tentang alasannya menginginkan impor jagung dari Indonesia.

Kesuksesan ini pun diakui lembaga internasional. Badan Pangan PBB (Food and Agriculture Organization/FAO), misalnya. Malah, berdasarkan The Economist Intelligence Unit (EIU), lonjakan keamanan pangan Indonesia (Global Food Security Index) paling tinggi dan nomor satu.

"sustainable agriculture (keberlanjutan pertanian) 16 dunia. Tapi, ada kebanggan, karena Amerika Serikat di bawah kita," ungkapnya.

Rapor hijau tersebut mendorong Presiden Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev, meminta Deputi Perdana Menteri merangkap Menteri Pertanian dan Sumber Daya Air, Zoir T Mirzaev, datang ke Indonesia dan mencari tahu caranya menggairahkan sektor pangan. "Mereka minta apa yang dilakukan Indonesia. Aku bilang, 'Hanya tiga, kerja, kerja, kerja'," aku Menteri Amran.

Menggeliatkan Perbatasan

Menteri Amran pun menegaskan Kementan bertekad untuk kembali mendongkrak capaian pertanian Indonesia, khususnya ekspor dan kualitas. Caranya, menggeliatkan sektor pertanian di perbatasan. Sebab, selain menguntungkan bagi masyarakat setempat, juga lebih menguntungkan bagi negara penerima impor.

"Mereka (Amerika dan Argentina, red) butuh biaya angkut satu bulan, aku tinggal lempar," jelasnya.

Adapun komoditas yang dicanangkan di Malaka, Kepulauan Riau, Entikong, Belu, dan Lingga, adalah padi organik, mengingat menjadi kebutuhan pembeli. "Nanti, (kebutuhan, red) Timor Leste cukup Bupati Belu sama Malaka saja yang urus, enggak perlu Jakarta, selesai," sambungnya.

Sesuai Tugas Pokok

Menteri Amran menerangkan keterlibatan TNI AD di sektor pertanian tidak mengganggu kerja-kerja dalam pertahanan negara. Sebab, personel yang dikerahkan adalah Bintara Bina Desa (Babinsa) yang akan memasuki masa pensiun. "Bukan pasukan tempur yang anda bayangkan," ucapnya.

Pernyataan senada dipertegas KSAD Jenderal Mulyono, pada kesempatan sama. Katanya, personel yang dikerahkan merupakan bagian dari teritorial yang bertugas membantu dalam geografis, demografis, dan sosial demi kesejahteraan masyarakat.

Dia pun menerangkan, apa yang dilakukannya sesuai tugas pokok TNI sebagaimana Pasal 7 ayat (2) Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004, di mana ada operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang (OMSP).

"Dalam operasi militer selain perang ada 14 tugas. Salah satunya, bantu pemerintah menjaga wilayah pertahanan. Apa yang dilakukan Pak Menteri adalah tugas pemerintah. Jadi, saya tidak melanggar undang-undang. Justru ini profesional TNI," imbuh Mulyono.

Dia menerangkan, kemitraan dengan Kementan pun bagian dari implementasi jati diri TNI. Menurutnya, TNI merupakan tentara rakyat, sehingga harus selalu bersama rakyat.

Karena itu, Ia menegaskan TMMD pun dirasakan bermanfaat dalam pembangunan bangsa, khususnya membantu masyarakat. Atas dasar itu, yang setahun biasanya digelar dua kali, maka kuantitasnya ditambah satu pada 2017.

"Kita berharap dalam TMMD yang akan datang aman dan sukses," tuntas mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) ini.

Tindak Tegas Oknum

Kementan dan TNI AD tak memungkiri adanya oknum yang coba bermain melalui program kerja sama yang dilakukannya. Namun, keduanya memastikan takkan 'mengampuni' pihak-pihak yang mencari keuntungan pribadi.

"Kalau ada yang coba main-main, insya Allah kami bina dia atau binasakan dia. Enggak ada kompromi, kalau untuk rakyat. Aku bereskan enggak lebih dari satu minggu. Sudah 200-an tersangka masalah pangan selama sinergi TNI-Kementan," tegas Amran.

Gayung bersambut, Mulyono juga menyatakan hal sama. Pasalnya, peran TNI AD di sektor pertanian bersama Kementan semata-mata demi kesejahteraan masyarakat dan tanpa pamrih, apalagi kepentingan.

"Begitu ada informasinya, kita cek ke bawah. Dandim pun akan saya copot, kalau main-main," ucapnya dengan nada tinggi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER