Jumat, 29 Maret, 2024

Hadiri Munas PPP, Panglima TNI Tegaskan Pancasila adalah Harga Mati

MONITOR, Jakarta – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memberikan pengarahan dihadapan 1.100 peserta Musyawarah Nasional Dewan Pengurus Pusat dan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) seluruh Indonesia, bertempat di Ballroom Hotel Mercure, Jl. Pantai Indah Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/7/2017).

Dalam pengarahannya, Gatot Nurmayanto menegaskan bahwa Pancasila adalah Ideologi final NKRI.

"Kita yang hidup sekarang bukan perebut atau pejuang kemerdekaan tetapi penikmat kemerdekaan, oleh sebab itu kita harus menjaga, mempertahankan dan mengisinya dengan pembangunan. Para pejuang kemerdekaan telah merumuskan ideologi negara adalah Pancasila dan itu sudah final tidak boleh dirubah lagi," ujar Gatot. 

Lebih lanjut Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa bangsa lain pasti sangat berkepentingan untuk melemahkan dan menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gatot menegaskan Mereka tahu bahwa Indonesia tidak bisa dihancurkan dengan kekuatan militer melainkan dengan cara adu domba seperti yang dilakukan penjajah zaman dahulu.

- Advertisement -

"Kalau ada pihak-pihak dengan menggunakan simbol-simbol ulama yang berbicara untuk merubah ideologi  negara dengan ideologi lain, dia pasti orang-orang yang sudah disusupi dari luar dan dibayar untuk merusak atau memecah belah bangsa Indonesia," tegasnya. 

Panglima TNI menyampaikan bahwa, tidak mungkin seorang ulama berpikiran dan ingin merubah Pancasila sebagai ideologi negara karena kemerdekaan NKRI ini direbut oleh seluruh komponen bangsa Indonesia termasuk para ulama, kyai dan santri. Begitu juga Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang sudah disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan.

Kepada peserta  Munas, Panglima TNI meminta agar PPP  berperan sebagai pemersatu dan penyalur aspirasi politik umat Islam.  

"Saya minta PPP sebagai rumah besar umat Islam sekaligus pusat perjuangan untuk menegakkan Ahlulsunah Waljamaah dan Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia," tutupnya. 

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER