Sabtu, 20 April, 2024

Gara-gara Didemo, Kini Prabowo Takut Kampanye

MONITOR, Jakarta – Bebebrapa kali usai melakukan kampanye, ucapan Calon presiden Prabowo Subianto dianggap menyinggung dan merendahkan pihak tertentu.

Tak pelak kondisi ini membuat Prabowo kuatir setiap ucapannya ketika kampanye akan digoreng ke arah negatif. Kekhawatiran itu bermula dari pidatonya menyebut “tampang Boyolali” yang lantas kontroversial.

“Saya khawatir jangan-jangan tertawa juga nanti dilarang. Sekarang ini pakai istilah emak-emak nggak boleh, pakai istilah tampang dipersoalkan,” kata Prabowo dalam keterangan tertulis, Senin pagi, 26 November 2018.

Prabowo menyampaikan kekhawatiran ini saat berkampanye di gedung Dome, Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu 25 November 2018. Di hadapan para relawannya, Prabowo mengatakan para pendukungnya memiliki loyalitas tinggi.

- Advertisement -

Ia menyebut, mereka memiliki tampang perjuangan. Tampang-tampang itu, kata dia, mencerminkan semangat dan kesungguhan untuk perubahan bangsa. Prabowo mengatakan memperoleh suntikan semangat dari atensi yang ditunjukkan para pendukung.

Ia pun merasa senang dan bahagia. Sebab, pidato yang ia sampaikan sebelumnya seputar situasi bangsa, janji perbaikan kondisi kerakyatan, dan langkah untuk mencapai kemandirian ekonomi ditanggapi baik.

Ia lantas mengakhiri kampanye dengan kembali berseloroh soal honor pidato. “Saya berpidato di sini tidak ada honor. Saya bukan minta honor tapi senang melihat rakyat saya bahagia dan tertawa,” kata dia.

Prabowo pun berjanji akan kembali ke Kalimantan Timur. Sebab, kata dia, Kalimantan Timur sangat penting bagi Indonesia. Sebelum benar-benar turun panggung, Prabowo memberi pesan tambahan agar pendukungnya tak terpengaruh dengan survei elektabilitas. Sebab, ia menduga lembaga-lembaga survei berpihak kepada kubu yang memiliki dana.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER