Kamis, 25 April, 2024

Gandeng IKAPPI, Pemerintah Kontrol Harga Bahan Pokok

Monitor,Jakarta– Kementerian Perdagangan (kemendag) melibatkan Ikatan Pedagang Indonesia (IKAPPI) dan asosiasi pedagang pasar lainnya Guna menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di pasar tradisional

Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri mengatakan, kesempatan tersebut dilakukan oleh pemerintah bersama para pedagang pasar agar memperpendek jalur distribusi pangan.

"Ini sudah kami rancang sebelum puasa karena kami melihat yang paling mempengaruhi harga itu selain ketersediaan barang atau pasokan yaitu distribusi atau rantai pasok sehingga kami mengusulkan ke Kemendag untuk memangkas rantai distribusi di beberapa komoditas," ujar Mansuri.

Mansuri menambahkan, tidak semua komoditas pangan dipangkas rantai distribusinya. karena membutuhkan proses yang panjang. "Tidak mungkin memangkas rantai distribusi di seluruh komoditas," paparnya.

- Advertisement -

Menurutnya, pada tahap awal pemerintah dan pedagang sepakat memperpendek jalur distribusi yakni minyak goreng dan gula pasir. Dua komoditas tersebut dipilih karena lebih mudah diperpendek jalur distribusinya dibandingkan komoditas strategis lainnya.

"Rantai distribusi menjadi tidak melalui agen atau tengkulak tetapi langsung dari pabrik kepada pedagang pasar dan ini adalah bagian dari ikhtiar Kemendag dan IKAPPI dalam rangka mempercepat proses distribusi," tambahnya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menggelar penandatanganan kerja sama dengan 4 asosiasi, yakni Ikatan Pedagang PasarTradisional (IKAPPI), Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI), dan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) serta Perum Bulog.

Menurut Mendag, dengan adanya kerja sama tersebut para pedagang pasar bisa mendapatkan akses pasokan bahan pokok dengan harga yang terjangkau dan sama dengan ritel modern.

“Para pedagang tradisional ini harus bisa mendapatkan akses pada sumber yang sama yang tidak kalah dari dengan pasar ritel modern,” kata Enggartiasto.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER