Kamis, 28 Maret, 2024

Anggota DPR Apresiasi Sederet Terobosan Mentan Muliakan Petani

MONITOR, Jakarta – Kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman kembali menuai pujian. Kali ini datang dari mantan Anggota Komisi IV yang kini menjabat di Komisi II DPR RI, Firman Soebagyo. Ia menilai kinerja Mentan dalam mendongkrak produksi sekaligus mengangkat kesejahteraan petani patut diacungi jempol.

Menurut Firman, baru pada era Amran lah petani betul-betul dimuliakan dengan perhatian yang lebih dari menterinya.

“Kebijakan Menteri Pertanian bukan hanya 4 tahun ini tapi selama menjabat ini memang merupakan terobosan yang dinanti-nanti para petani,” kata Firman, Senin (28/5) kemarin.

“Baru di era ini petani kita betul-betul dimuliakan. Kenapa saya katakan itu? lihat saja bentuan mekanisasi (alat mesin pertanian/alsintan). Itu sambutannya luar biasa dan saya lihat langsung di lapangan, petani kita tengah malam pun masih dapat bekerja. Jadi apa uang dilakukan Kementan ini sangat mulai,” tambah Firman.

- Advertisement -

Menurut Politikus Golkar ini, kebijakan Menteri Amran dinilai konsisten membela petani melalui berbagai terobosan, diantaranya yakni pemberian alsintan gratis sebanyak 370 unit, naik 4700 persen dari periode pemerintahan sebelumnya. Bagi-bagi benih padi, jagung, kedelai dan lainnya sebanyak 12,1 juta hektar, membangun dan rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 3,47 hektar, membangun embung 2.278 unit embung, damparit dan longstorage, perluasan dan optimasi lahan 1,08 hektar dan lahan rawa 467 ribu hektar.

Tak hanya itu, lanjut Firman, Menteri Amran juga melakukan revisi anggaran perjalanan dinas para pejabat Kementan sebesar Rp 800 miliar, dialihkan untuk petani. Kemudian membangun 1.313 desa mandiri benih dan 714 desa pertanian organik. Hasilnya, produksi gabah setiap tahunnya naik. Pada 2015 mencapai 75,36 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 4,51 juta ton 2014. Produksi padi di tahun 2016 juga terjadi kenaikan yakni 79.35 juta ton dan tahun 2017 juga terjadi kenaikan sebesar 81.07 juta ton.

“Kita yang dulunya impor jagung 3,5 juta ton atau setara Rp 10 triliun, kini sudah ekspor. Impor bawang merah juga sudah tidak ada. Begitu juga dengan cabai,” katanya.

Lebih jauh Firman membeberkan, Kementan juga membuat Upsus Siwab dengan melakukan Inseminasi Buatan sebanyak 3,5 juta ekor sapi. Hasilnya menambah populasi anak sapi sekitar 1,5 juta sapi. Produksi pertanian yang dulunya pada 2013 hanya senilai Rp 350 Triliun, dalam empat tahun naik menjadi Rp 1.344 Triliun pada 2017. Invetasi pertanian di 2017 mencapai Rp 45.9 Triliun, naik 14 persen pertahun sejak 2013. Yang tidak kalah menggembirakan nilai ekspor naik 24 persen dari 2016 menjadi Rp 441 Triliun di 2017.

“Jadi ini menunjukkan bahwa petani kita sekarang sudah mampu bersaing karena adanya kebijakan yang tepat dari Mentan, salah satunya melalui sistem pengelolaan lahan baik masa tanam hingga pasca panen. Jadi yang bisa saya katakan terobosan Mentan ini sangat luar biasa. Kalau perlu anggaran untuk petani terus ditambah karena kalau bicara kebutuhan petani berarti bicara pemenuhan kebutuhan pangan nasional,” jelasnya.

Yang tidak kalah pentingnya, lanjut dia, kebijakan Amran juga diupayakan bisa menggerakkan perekonomian desa melalui bagi-bagi ayam 50 ekor per rumah tangga melalui Program Berantas Kemiskinan Rakyat Sejahtera (Bekerja).

Program “Bekerja” ini total 10 juta ekor untuk petani miskin. Kemudian benih gratis 5 juta hektar dan bibit unggul hortikultura dan perkebunan 30 juta pohon semuanya diperuntukkan bagi petani miskin.

“Harapan saya seperti Menteri seperti Amran ini dipertahankan di periode berikutnya untuk selesaikan tugas beratnya ini. Karena cari Mentan seperti Amran ini sekarang susah sebab dia punya keberanian dan nyali lawan mafia. Tidak hanya itu, dia mau turun langsung menemui para petani-petani kita. Saya kira itu sangat penting dan dia ini fokus lindungi petani,” tambah dia.

Hal senada dilontarkan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Thohir. Menurutnya, kebijakan yang dibuat Menteri Amran sangat mengena dan betul-betul memanjakan petani. Kebijakan tersebut seperti perbaikan infrastruktur sebanyak 3 juta hektar lebih, pemberian alsintan mulai terkecil sampai terbesar hingga bantuan subsidi pupuk, dan benih gratis.

“Kemudian baru kali ini juga pemerintah memberikan subsidi asuransi pertanian walau itu baru 1 juta hektar tapi itu sangat membantu petani kita sehingga petani tidak khawatir lagi terhadap cuaca ekstrem baik kekeringan maupun kebanjiran,” katanya.
Kebijakan lainnya yang sangat membantu petani, kata dia, adalah bagi-bagi drier. Menurutnya kebijakan ini sangat membantu karena selama ini petani tidak mampu menyimpan lama gabahnya karena takut rusak lantaran terkendala musim.

“Adanya drier ini bagi petani sangat menguntungkan karena ada bargaining sebab dulu petani terpaksa harus jual cepat karena takut rusak karena tidak bisa dikeringkan.Tapi karena adanya drier ini bisa ditahan dan menunggu waktu yang baik bagi petani lepas gabahnya,” katanya.

Selain itu,lanjut dia,di era Menteri Pertanian ini impor pangan terkendali. Hasilnya, petani-petani saat ini ia sebut bergairah dan semangat menanam. Generasi muda juga sudah mulai banyak yang mau terjun ke pertanian karena menganggap hasilnya sudah mulai menjanjikan.

“Lihat saja di Kalimantan itu masyarakat ramai-ramai ubah lahan tambang jadi ladang jagung. Itu karena bertani sudah sangat menjanjikan,” katanya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER