Jumat, 29 Maret, 2024

Keripik Salak Khas Banjarnegara Siap Go International

MONITOR, Jakarta – Buah salak merupakan buah asli Indonesia yang perlu dikembangkan dan dipertahankan. Sebab, tidak banyak negara yang menghasilkan buah salak. Salak Indonesia mempunyai cita rasa yang khas, tidak bisa disamakan dengan buah salak dari negara lain. Buah salak ini merupakan salah satu unggulan buah segar untuk diekspor.

Beberapa negara tujuan ekspor buah salak antara lain ke Uni Emerat Arab, Saudi Arabia, China, Malaysia, Singapore dan Kamboja

Kabupaten Banjar Negara merupakan salah satu sentra salak di Jawa Tengah. Selain dipasarkan dalam bentuk buah segar, buah salak mempunyai nilai tambah saat dipasarkan dalam bentuk produk olahan.

Keripik salak khas Banjarnegara, Jawa Tengah

Beberapa jenis olahan salak yaitu manisan, dodol, selai, dan kripik dikembangkan di Banjarnegara. Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Totok mengemukakan bahwa buah salak sebagai icon dari Kabupaten Banjarnegara, maka Dinas Pertanian sangat serius dalam upaya meningkatkan produksi, kualitas dan nilai tambah dari komoditas salak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banjarnegara.

- Advertisement -

Salah satu bentuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing adalah melalui industri olahan yang didukung dengan sarana promosinya, sehingga salak Banjarnegara menjadi lebih dikenal oleh masyarakat dalam negeri maupun luar negeri.

Keripik salak khas Banjarnegara, Jawa Tengah

Adalah PT BAMS Banjarnegara merupakan perusahaan industri olahan yang mengembangkan beberapa olahan buah2an. Lokasi industri tersebut di Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara. Kripik buah menjadi unggulan produksinya. Jenis buah yg rutin diproduksi sebagai kripik yaitu salak, pisang dan nangka. Perusahaan tersebut mempersyaratkan buah yang akan diolah menjadi kripik merupakan buah pilihan dengan tingkat kematangan 70%.

Pemasok bahan baku olahan kripik buah berasal dari petani di Kabupaten Banjarnegara dan sekitarnya. Manager Produksi, Johan bahwa dalam satu bulan pabriknya mampu memproduksi kripik buah sebanyak 3 kontainer dengan total volume sekitar 30 ton per hari.

Proses pembuatan kripik dilakukan dengan memperhatikan faktor kebersihan dan pilihan bahan baku, sehingga menghasilkan produk yang aman konsumsi dan berkualitas. Pemasaran kripik buah saat ini masih di Pulau Jawa. Namun demikian volume permintaan pasar terus meningkat, bahkan pasar luar negeri telah terbuka bagi produknya antara lain untuk Jerman, Perancis, China, Eropa dan Amerika.

Johan menambahkan bahwa mereka telah mampu menghasilkan produk kripik salak dan nangka organik. Hal ini didukung dengan dimilikinya sertifikat organik untuk kebun produksi dan pengolahannya. Sertifikat organik dipersyaratkan untuk memenuhi pasar Eropa dan Amerika. Untuk menghasilkan produk kripik organik, maka ketentuan organik mesti dipenuhi sejak di kebun, proses pengolahan hingga pengemasannya, termasuk minyak goreng dan sanitazernya juga harus menggunakan produk organik. Dengan demikian kripik salak dan nangka Banjarnegara telah siap masuk pasar luar negeri.

Dalam kunjungan kerjanya ke Banjarnegara, Direktur Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Sri Wijayanti Yusuf mengemukakan perbaikan kualitas dimulai di lapangan dengan menerapkan Standar Operastional Prosedure/Good Agricultura Practices (SOP/GAP) dan Pengendalian OPT dengan menerapkan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT), selanjutnya ditingkat pascapanen menerapkan Good Handling Practices (GHP) serta Good Manufacturing Practices (GMP) untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan aman konsumsi bagi masyarakat maupun industri olahan.

Sri menambahkan bahwa saat ini Direktorat Jenderal Hortikultura sedang mengembangkan 250 desa organik berbasis hortikultura. Untuk itu diharapkan industri olahan tersebut dapat bekerjasama dengan petani dari desa organik binaan Kementerian Pertanian. “Industri olahan buah mendukung pengembangan pertanian khususnya hortikultura dari hulu ke hilir,” katanya.

Manfaat industri olahan antara lain meningkatkan nilai jual produk, memanfaatkan hasil panen yang berlebih, memperpanjang masa simpan serta menumbuhkan usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER