Kamis, 25 April, 2024

Tak Elok Membandingkan Budaya Indonesia dengan Syariat Islam

MONITOR, Jakarta – Puisi kontroversial yang dibacakan Sukmawati Soekarnoputri saat menghadiri acara 'Anne Avantie Berkarya' dikecam banyak kalangan. Tak heran, sebab sajak tersebut memuat kalimat-kalimat yang diduga melecehkan simbol-simbol agama Islam.

Wakil Sekretaris MUI bidang Pendidikan dan Kaderisasi Ulfah Mawardi mengatakan, lirik puisi tersebut sangat kurang tepat karena membandingkan antara konde dan cadar. Terlebih antara suara nyanyian merdu dengan adzan.

"Membandingkan antara produk budaya dengan syariat Islam itu tidak tepat," ujar Ulfah kepada MONITOR, Rabu (4/4).

Kendati tak sepakat, Ulfah memahami bahwa puisi adalah karya seni yang sengaja dibuat penciptanya untuk autokritik khususnya bagi ummat Islam sendiri. Ia pun mengimbau agar masyarakat tak buru-buru menghakimi putri Soekarno itu lantaran ketidaktahuannya dalam memahami syariat Islam.

- Advertisement -

"Ini kritik sekaligus ajakan untuk ke masjid lewat suara adzan lebih di utamakan daripada menghadiri konser-konser musik ya g bahkan berbayar, misalnya. Maka kita juga jangan buru-buru menghakimi sang pembuat puisi, jika memang karena keterbatasan pemahaman agama bu Sukma sehingga dia khilaf, maka kita sebagai orang beragama dianjurkan memaafkan sembari memperbaiki dan mengajarkan pengamalan agama yg baik dan benar," ujar Wasekjen Kowani ini menuturkan.

Perempuan asal Makassar ini pun mengingatkan, sungguh tak elok apabila membanding-bandingkan budaya bangsa dengan syariat Islam. Maka itu, ia meyakini penduduk Indonesia yang mayoritas Muslim bisa menghadirkan budaya Indonesia yang Islami.

"Jangan sesekali memperhadap-hadapkan dan mempertentangkan budaya Indonesia dengan syariat Islam," tegas Ulfah.

Khususnya kepada kaum perempuan, Ulfah mengatakan para ibu sebagai Madrasatul 'Ula yaitu pendidik pertama dan utama bagi generasi berkewajiban mendidik anak dengan pemahaman agama dan kecintaan terhadap tanah air Indonesia secara utuh, holistik integratif, tidak terpisahkan.

"Dengan begitu, akan lahir generasi Islam yang rahmatan lil alamin, berguna bagi agama, bangsa dan negara. Itulah peran ibu indonesia, ibu bangsa, ibu pertiwi," pungkasnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER