Kamis, 28 Maret, 2024

Rektor Uhamka Pastikan Tidak Ada Larangan Cadar di Kampusnya

MONITOR, Jakarta – Kebijakan mengenai larangan penggunaan cadar yang diterbitkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, terus menuai pro kontra di tengah masyarakat. Hal ini tak luput dari perhatian Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (UHAMKA) Jakarta, Suyatno.

Ia mengakui, mahasiswinya juga ada yang menggunakan cadar selama beraktifitas di kampus UHAMKA. Sebagai pemangku kebijakan, Suyatno mengatakan pihaknya tidak melarang mahasiswi bercadar di kampusnya. Tapi, berbusana sopan dan beradab merupakan kewajiban di UHAMKA.

"Mahasiswi yang bercadar tidak dilarang. Terindentifikasi lebih kurang 12 orang menggunakan cadar di UHAMKA," ujar Suyatno, dalam pernyataan tertulis yang diterima MONITOR, Kamis (8/3).

Suyatno mengatakan, berbusana muslim dan muslimah merupakan anjuran yang diutamakan dan bagian dari pembentukan karakter di UHAMKA. Meski tak melarang bercadar, UHAMKA memandang perlu untuk mengenal, memahami serta mengidentifikasi lebih dalam motif dan alasan kedua belas mahasiswi yang bercadar tersebut.

- Advertisement -

"Ternyata hasilnya tidak bisa digeneralisir. Ada yang hanya sekedar bagian dari pilihan mode busana, ada yang sudah terbiasa sejak sekolah menengah, ada juga yang hanya ikut-ikutan. Tapi ada pula yang terindikasi karena mengikuti gerakan Islam tertentu," terangnya.

Suyatno menambahkan, dari hasil identifikasi tersebut, UHAMKA melakukan pendekatan dan pendampingan yang berbeda-beda kepada siswi yang bercadar ini. Sesuai dengan motif masing-masing dari mahasiswi ini, sehingga ada proses pembelajaran dalam pendekatan itu.

"Ada yang kembali pakai jilbab, tetapi ada yang tetap pakai cadar. Setelah ada proses edukasi, mahasiswa dipersilahkan menentukan sikapnya sendiri," jelasnya.

Pihak UHAMKA telah mengintruksikan agar melakukan pendekatan pembelajaran kepada kedua belas mahasiswi bercadar ini.

"Kepada dosen-dosen Agama (AIKA), UHAMKA juga menitip pesan untuk dilakukan pendekatan dan pembelajaran yang saling menghargai tetapi berbasis keilmuan," tukas dia.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER