Kamis, 25 April, 2024

Pengamat dan Asosiasi Pertanian Ramai-ramai Sikapi Petisi PATAKA

MONITOR, Jakarta – Pengamat dan asosiasi pertanian ramai-ramai menanggapi petisi dari Pusat Kajian Pertanian, Pangan dan Advokasi (PATAKA). Pihak yang terlibat mengeluarkan petisi yang ditandatangani 20 orang, diantaranya Yeka, Toni J Kristianto dan Cuncun Wijaya.

Petani Muda Aceh, Mawardi mengatakan yang menarik tentang data luas sawah rilis terbaru, ternyata data luas sawah Aceh menjadi berkurang 50 persen. Dampak data ini bisa membawa petaka bagi petani di Aceh.

“Karena secara otomatis mulai Januari 2019 nanti subsidi pupuk, bantuan benih, bantuan alat mesin akan dipangkas habis 50 persen karena alokasinya berdasarkan data luas sawah rilis terbaru yang telah susut. Jadi nanti yang jadi korban ya kita-kita para petani,” kata Mawardi di Aceh Besar, Jumat (23/11).

“Ini kan karena diantaranya dia yang ikut mempelopori data luas sawah Aceh berkurang 50 persen. Sebaiknya Dia keluar dari Aceh karena membikin petani Aceh sengsara,” tambahnya.

- Advertisement -

Bahkan pengamat kebijakan pangan pertanian, Razikin Juraid mengatakan para pembuat petisi atau mosi tidak percaya tentang kebijakan pangan saat ini patut dipertanyakan pemahamannya dan keberpihakannya. Kebijakan pangan saat ini dinilai sudah tepat dalam membangun pertanian modern dan mensejahterakan petani serta membangun minat generasi muda.

“Ini sih pembuat petisi jangan-jangan kumpulan orang-orang lingkung. Kaki tanganya mafia pangan yang selama ini tidak bisa gerak. Biasanya mafia lihai mengolah isu seperti ini,” tegas Razikin.

Hal senada diungkapkan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Prof. Luthfi Fatah. Dia curiga bila asosiasi yang terlibat membuat petisi khususnya PATAKA sebenarnya adalah corong para agen mafia pangan yang tidak ingin mendukung upaya meningkatkan kesejahteraan petani. Di era kepemimpinan Menteri Amran tercatat 700 perusahaan terkait mafia pangan berhasil dibekukan dan dipolisikan.

“Petisi mereka itu seolah tidak menghargai kinerja petani Indonesia. Khawatirnya mereka ini disusupi oleh oknum semacam itu,” ungkapnya.

Sebelumnya, beberapa asosiasi juga menyampaikan penolakan dan keberatan atas pencatutan nama Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia dan Asosiasi Petani Bawang Merah Indonesia dalam berita petisi.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER