Jumat, 29 Maret, 2024

Panen Raya Jagung, Bupati Lamongan Tidak Setuju Impor

MONITOR, Jakarta – Ditengah hangatnya isu dorongan impor jagung, Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi dan Bupati Lamongan Fadeli melakukan panen raya jagung di Desa Kakat Penjalin Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan Jawa Timur.

Kabupaten Lamongan merupakan salah satu sentra produksi jagung di Jawa Timur. Bahkan yang sangat menggembirakan, kebijakan Bupati Lamongan Fadeli sangat perhatian terhadap upaya peningkatan produksi dan produktivitas jagung.

Hal tersebut terlihat dari capaian yang sangat meningkat tajam dalam 3 tahun terakhir, baik produksi maupun produktivitasnya. Tahun 2016 produksi jagung sekitar 370 ribu ton dengan provitas 6 ton per ha. Tahun 2017 produksi naik menjadi 571 ribu ton dan provitas rata-rata 8,3 ton per ha. Pada tahun 2018, prediksi produksi mencapai 928 ribu ton dan rata-rata provitas 9 ton per ha.

Dari pantauan panen jagung di Desa Kakat Penjalin yang mencapai 120 ha pada bulan Oktober 2018, provitas bisa mencapai 10,6 ton per ha, jauh diatas rata-rata provitas kabupaten. Saat ini, meski musim kemarau, perkiraan panen jagung di Kabupaten Lamongan pada bulan Oktober 2018 sekitar 7 ribu ha.

- Advertisement -

Hal yang menggembirakan lainnya dari panen raya ini yaitu harga jagung relatif tinggi, mencapai Rp 3.700 – 3.800/kg jagung pipilan basah atau mencapai Rp 4.600 – Rp 4.700/kg jagung pipilan kering. Hal ini jauh diatas harga acuan pemerintah yaitu Rp 3.150/kg jagung pipilan kering sebagaimana diatur dalam Permendag 96/2018.

“Dengan produksi jagung yang terus meningkat setiap tahunnya, saya tidak setuju adanya impor jagung. Mengingat saat ini petani sedang menikmati hasil panen dengan harga yang cukup tinggi karena kualitas jagung yang dihasilkan baik,” ujar Fadeli.

“Adanya impor jagung dapat mengakibatkan kesejahteraan petani turun,” tambahnya tegas.

Bupati Lamongan juga menyampaikan permohonan bantuan dan dukungan pemerintah baik benih, pupuk, alsintan dan sarana lainnya untuk mewujudkan pertanian modern di wilayah Kabupaten Lamongan. Bantuan tersebut sangat penting untuk mewujudkan provitas jagung tahun 2019 yang ditargetkan mencapai 10 ton per ha.

“Selain itu juga agar terjadi peningkatan modernisasi tanam yang saat ini sekitar 60 persen bisa menjadi 80 persen pada tahun 2019,” tambah nya.

Senada dengan Bupati Lamongan, Kepala Badan Ketahanan dalam sambutannya mengungkapkan keprihatinan dan ketidaksetujuan atas isu kelangkaan ketersediaan jagung sehingga mendorong untuk impor.

“Saya sangat prihatin jika ada ide untuk melakukan impor jagung. Kasihan petani yang sedang melakukan panen dengan harga menguntungkan,” kata Agung.

Menurut Agung, produksi jagung sangat banyak, bahkan dalam pemantauan panen di Kabupaten Tuban dan Kabupaten Jombang pada dua hari sebelumnya panen jagung masih dan sedang berlangsung, masing-masing sekitar 8 ribu ha dan 5 ribu ha.

“Melihat kondisi ini, para pelaku usaha mestinya tidak perlu khawatir kekurangan pasokan jagung, apalagi mau melakukan impor,” tegas Agung.

Untuk membuktikan hal tersebut, Agung yang di dampingi Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan, Riwantoro, mengunjungi pedagang pengepul jagung Bapak Oni yang tidak jauh dari lokasi panen.

Menurut Oni, saat ini mampu melakukan pembelian jagung ke petani dan menjual ke pabrik pakan berkisar 15-40 ton per hari. “Selama ini tidak ada masalah ketersediaan dan pasokan jagung ke pabrik pakan, lancar-lancar saja,” terang Oni.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER