Jumat, 29 Maret, 2024

Kementan Genjot Produksi Sayuran Organik

MONITOR, Jakarta – Sayuran sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sumber gizi. Mengonsumsi sayuran yang baik akan membuat tubuh menjadi sehat dan kuat. Atas dasar itu, Kementerian Pertanian (Kementan) sesuai arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mendorong pangan organik termasuk sayur-sayuran yang potensial diserap pasar.

Sebagai contoh tidak jauh dari kota metropolitan ada Kelompok Tani Jaya tetap bertahan bertani organik. Lokasinya berada di Desa Ciaruten, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. Hidayat sosok penting penggerak pertanian organik di wilayah tersebut, serta pernah menjadi petani organik terbaik versi ICDF (International Cooperation Development Fund) & ADS (Agribussiness Development Stasion).

“Memang butuh proses, waktu dan komitmen yang kuat bertani organik,” ujar Hidayat. Hidayat beberapa tahun lalu mulai tanam sayuran, seperti kangkung, bayam, selada, pakcoi, dan bunga pepaya, secara organik. Hidayat sudah memiliki lahan seluas 900 m2 yang disertifikasi organik oleh INOFICE.

- Advertisement -

Rata-rata pendapatan yang didapat dari penjualan sayuran organik berkisar Rp. 2.5 juta – 3 juta setiap minggu. Sayangnya saat ini pemasaran produksi sayuran organik yang ditetapkan oleh mitranya masih terbatas.

Jadwal pengiriman 3 kali seminggu (Selasa, Kamis, Jum’at). Petani organik di bogor berharap Pemerintah bisa membantu pemasaran produk mereka. Saat kunjungan kerja ke kelompok tani organik tersebut, tgl 29 Agustus 2018.

Direktur Perlindungan Hortikultura Kementan, Sri Wijayanti yang didampingi Kasi produksi hortikultura Diperta Kabupaten Bogor, Agus K, meminta agar membuat kesepakatan dengan hotel dan rumah sakit di Bogor untuk bermitra dengan petani organik yg sudah berkomitmen memproduksi sayuran yang sehat, aman konsumsi, sehat untuk petani dan ramah lingkungan.

“Kami juga menyampaikan bahwa Toko Tani Indonesia, binaan Kementerian Pertanian dapat menjadi alternatif pasar untuk produk organik,” katanya.

Sri juga memprovokasi agar komitmen dalam bertani organik, karena punya banyak kelebihan seperti biaya usaha tani yang lebih efisien. “Harga jual produk yang lebih tinggi yang berkolerasi dengan meningkatnya pendapatan petani, serta kesegaran produk yang lebih tahan lama sehingga rasa sayur lebih krispi dibanding produk bertani konvensional,” tambahnya.

Sementara itu, Kasi produksi hortikultura Diperta Kabupaten Bogor, Agus K mengatakan jika pemerintah daerah kabupaten Bogor mendukung penuh petani organik. Agus menyatakan kabupaten Bogor mempunyai potensi yang cukup besar untuk memproduksi sayuran organik, lahan dan air tersedia cukup.

“Potensi petaninya yang mudah menerima inovasi. Kami juga mendukung fasilitas air berupa pipa dan bak penampung air, dari anggaran DAK, untuk lokasi sayuran,” ungkapnya.

Agus menambahkan Setiap harinya tidak kurang dari 100 mobil colt yang mengangkut sayuran dari desa Ciaruten untuk dipasarkan ke Bogor dan Jakarta, sebagian produk tersebut adalah sayuran organik.

Hidayat, anggota Kelompok Tani Jaya menyatakan berkomitmen untuk mempertahankan standar mutu sayuran organik mereka seperti yang diminta mitra dagang mereka.

Sebagai informasi, kelompok ini menggunakan input pupuk kandang dari ayam dan kambing, pestisida nabati, menjaga kualitas air dengan membuat kolam penampungan untuk air dari sungai kemudian difilterasi dengan eceng gondok dan baru dialirkan ke tanaman.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER