Jumat, 19 April, 2024

Jelang Perundingan Terakhir, Indonesia Kejar Finalisasi IA-CEPA

MONITOR, Jakarta – Delegasi Indonesia dan Australia menyelesaikan perundingan ke-9 Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang berlangsung sejak 2-6 Oktober 2017, di Jakarta. Pada perundingan putaran yang digelar Jumat (6/10) kemarin, Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deddy Saleh, sementara Delegasi Australia dipimpin oleh Trudy Witbreuk.

“Minggu ini kedua delegasi telah berupaya keras mengoptimalkan waktu yang ada untuk mencapai kesepakatan yang konkret dan dapat diimplementasikan, sehingga hasil perundingan ini bermanfaat bagi kedua negara, sesuai arahan kedua Mendag,” kata Deddy Saleh.

Sejumlah isu utama yang menjadi perhatian dalam putaran ke-9 adalah perdagangan barang (termasuk ketentuan asal barang, prosedur kepabeanan, fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan, serta sanitasi dan fitosanitasi), perdagangan jasa (termasuk jasa keuangan, pergerakan perseorangan, jasa keuangan, dan telekomunikasi), investasi, perdagangan elektronik, dan ketentuan kerangka kelembagaan.

“Sejak perundingan IA-CEPA diaktifkan kembali 18 bulan lalu, Delegasi RI memegang amanah Presiden untuk menyelesaikan perundingan ini pada tahun 2017 dengan dua kata kunci yang kerap disampaikan Presiden yaitu keterbukaan dan daya saing,” lanjut Deddy Saleh.

- Advertisement -

Menurut Dedy Saleh, pembahasan naskah perjanjian pada dasarnya telah dibahas dan beberapa bahkan telah disepakati secara prinsip, sedangkan pembahasan akses pasar di bidang barang, jasa-jasa dan investasi masih terus dilakukan. “Kerja sama ekonomi yang berkelanjutan di bawah kerangka IA-CEPA terus dinegosiasikan agar dapat merefleksikan kepentingan riil Indonesia dalam mendapat menfaat secara keseluruhan dari perjanjian nantinya,” tegas Deddy Saleh.

Bersamaan dengan berlangsungnya perundingan ini, kemarin, Kamis (5/10), telah dilaksanakan pertemuan konsultasi dengan para anggota Indonesia-Australia Business Partnership Group (IA BPG) yang merupakan pertemuan rutin pada setiap putaran sebagai upaya kedua negara untuk
menciptakan IA-CEPA sebagai perjanjian perdagangan yang tepat sasaran, modern, dan mengedepankan manfaat bersama.

“Pertemuan kedua Delegasi dengan IA BPG merupakan bentuk sinergi pemerintah dengan kalangan bisnis/swasta, karena pada akhirnya ketika perjanjian ini berlaku, mereka lah yang akan melaksanakan dan mengambil manfaat secara langsung. Oleh sebab itu, input para pelaku sangat kami butuhkan, misalnya bagaimana kedua negara dapat menjadi power house dengan keberadaan IA-CEPA,” kata Direktur Perundingan Bilateral Made Marthini, selaku Wakil Ketua Perunding Indonesia.

Putaran IA-CEPA ke-10, yang akan menjadi putaran terakhir, direncanakan berlangsung di Indonesia pada November 2017. Pada saat itu kedua negara diharapkan dapat mencapai kesepakatan bersama.

“Menuju putaran akhir IA-CEPA, Indonesia akan terus melakukan koordinasi secara intensif dengan berbagai pemangku kepentingan di dalam negeri. Dengan berpegang teguh pada Mandat Presiden, target penyelesaian perundingan dapat tercapai pada akhir tahun,” pungkas Made.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER