Jumat, 29 Maret, 2024

IHSG Bakal Capai Level 7.000 di Akhir 2019

MONITOR, Jakarta – Head of Research and Strategy PT Danareksa Sekuritas, Helmy Kristanto, memproyeksi, IHSG dapat mencapai level 7.000 pada akhir 2019.

Pada tahun ini, indeks bakal bertahan di level 6.275-6.553.

“IHSG bisa mencapai 7.000 jika kestabilan pertumbuhan ekonomi dan rupiah bisa terus terjaga,” tutur Helmy, Kamis (20/9).

Ia melanjutkan, pada 2019, ada dua agenda politik yang berlangsung, yakni pemilihan presiden dan legislatif. Pola kampanye saat ini tidak polarisasi sebagaimana pemilihan Gubernur Jakarta.

- Advertisement -

Selain itu, pergerakan IHSG juga selalu punya arah pergerakan di setiap pesta demokrasi. Hal itu mengingat pemilu yang lancar dan damai sangat penting dalam membangun kepercayaan investor.

“Pemerintah juga akan memprioritaskan kebijakan populis, terutama meningkatkan konsumsi, termasuk belanja sosial dan subsidi,” tambahnya.

Oleh sebab itu, beberapa sektor yang menjadi perhatian Danareksa pada semester II 2018 dan 2019 di antaranya adalah otomotif, perbankan, tambang batu bara, konsumer, perkebunan, ritel, konstruksi dan telekomunikasi.

Pertumbuhan sektor-sektor tersebut juga akan dipengaruhi sentimen ekonomi global dan dalam negeri. Khusus global, misalnya, sektor tambang batu bara akan mendapat sentimen positif seiring dengan naiknya permintaaan komoditas ini dari China dan Korea Selatan, dan harga batu bara diprediksi US$88 per ton pada tahun ini.

Adapun perbankan, Danareksa Sekuritas memprediksi penyaluran kredit pada 2019 bisa tumbuh 12,8% dengan katalis positif subsidi suku bunga tahun 2019 yang dianggarkan sebesar Rp16,6 triliun. Pada sektor konsumer, Pilpres dan Pileg 2019 akan mendorong belanja masyarakat.

“Kami memprediksi pada tahun depan, pendapatan sektor ini [konsumer] tumbuh 7,6% year on year dengan kenaikan pertumbuhan laba 8,7% yoy,” jelasnya.

Di sisi lain, sektor konstruksi akan mendapat sentimen positif. Dalam APBN, pemerintah mengalokasikan bujet infrasturktur mencapai Rp420,5 triliun, lebih tinggi dari alokasi 2018 sebesar Rp410,7 triliun.

Menurut dia, langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam melanjutkan proyek infrastruktur, kendati fokus nanti pada human capital.

“Selain itu, khusus sektor otomotif, kami netral. Kompetisi yang semakin ketat, banyaknya model mobil baru yang dirilis, membaiknya harga komoditas dan pengembangan infrastrukur akan mendorong pemulihan penjualan mobil komersial,” terangnya.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER