Jumat, 19 April, 2024

Komisi VI DPR Tinjau Proyek Infrastruktur di Koridor Jakarta-Cikampek

MONITOR, Jakarta – Untuk memastikan keberlanjutan proyek infrastruktur di koridor Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan spesifik ke Provinsi Jawa Barat dalam Masa Persidangan II Tahun Sidang 2018-2019.

Adapun kunjungan spesifik berupa peninjauan Proyek Jakarta-Cikampek II Elevated, Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Kamis (29/11) yang langsung dipimpin oleh Ketua Komisi VI Azam Azman Natawijana beserta 6 anggota DPR RI

Kunjungan diawali dengan pemaparan dari masing-masing proyek bertempat di Premier Best Western The Hive Hotel. Turut hadir dalam kegiatan kunjungan kerja yaitu Staf Khusus I Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sahala Lumban Gaol serta Kepala Bidang Konstruksi Sarana dan Prasarana Perhubungan BUMN Yohannes Babtista Priyatmo Hadi.

Jajaran Direksi BUMN yang hadir dalam kunjungan kerja, yaitu Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Desi Arryani, Direktur Operasi II Jasa Marga Subakti Syukur dan Direktur Pengembangan Jasa Marga Andrian Priohutomo, Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk., Budi Harto dan Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Tbk., Pundjung Setya Brata, Director of Operation II PT Waskita Karya (Persero) Tbk Bambang Rianto, Direktur Operasi I PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Agung Budi Waskito, Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Djoko Djiwono, Direktur Utama PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) Natal Argawan, Direktur Utama Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) Chandra Dwiputra dan Direktur Operasi PT Kereta Api Indonesia (KAI) Slamet Suseno.

- Advertisement -

Pengerjaan pembangunan ketiga proyek tersebut berada dalam satu koridor Jakarta-Cikampek, yaitu di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) eksisting. Proyek pembangunan LRT Jabodebek yang dikerjakan oleh ADHI hingga bulan November telah mencapai progres untuk Fase I sebesar 49,1 %, meliputi pekerjaan untuk LRT Jabodebek Lintas Pelayanan I Cawang-Cibubur sebesar 71,3 %, Lintas Pelayanan II Cawang-Kuningan-Dukuh Atas 37,2% dan Lintas Pelayanan III Cawang-Bekasi Timur sebesar 41,8%. Pelaksanaan pembangunan prasarana LRT wilayah Jabodebek Fase I direncanakan selesai pada tahun 2019.

Untuk proyek pembangunan Jakarta-Cikampek II Elevated, yang dikelola oleh PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC), kelompok usaha Jasa Marga saat ini telah mencapai progres pengerjaan konstruksi sebesar 58,28 %. Pengerjaan jalan tol layang sepanjang 36,40 Km dikerjakan oleh Kerja Sama Operasi (KSO) kontraktor Waskita dan Acset. Dari sisi konstruksi, hingga saat ini jumlah Stell Box Girder yang terpasang sejumlah 1.176 buah dari 2.622 total yang akan dipasang. Target proyek Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated ini bisa fungsional pada arus mudik-balik Lebaran tahun 2019.

Sedangkan untuk proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. telah mencapai progress pengerjaan sebesar 3,26%. Pengerjaan dimulai pada tunnel KM 3 di Ruas Tol Jakarta-Cikampek, proyek ini akan terbentang dari Halim sampai dengan Tegal Luar sepanjang 142,3 Km, ditargetkan tahun 2021 proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) selesai.

Dalam kunjungan ini Azam Azman Natawijana mengatakan, kunjungan spesifik merupakan bagian dari pelaksanaan fungsi dan tugas pengawasan terhadap proyek-proyek yang menjadi bagian dari BUMN.

“Oleh karena itu, fungsi dan kewajiban DPR RI memastikan bahwa pengerjaan proyek ini sesuai dengan apa yang diharapkan pemerintah dan juga terkait progres pengerjaan maupun dengan biaya,” ungkapnya.

Ia pun berharap, para pengusaha angkutan darat bisa menggunakan kendaraan yang lebih efisien, artinya satuan cost nya lebih kecil. “Kalo cost nya kecil, fasilitas yang di pakai akan lebih besar. Oleh karenanya, yang perlu menjadi perhatian penting Pemerintah adalah kualitas dari jalan dan pengendalian daripada penggunanya,” lanjutnya.

Jika nanti seluruh proyek ini telah beroperasi, diharapkan akan memberikan dampak positif bagi masyarakat untuk memiliki pilihan terhadap transportasi publik. Selain itu, dengan adanya konektivitas, diharapkan dapat menekan biaya logistik, memperlancar distribusi barang, jasa dan manusia, serta meningkatkan daya saing nasional.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER