Jumat, 29 Maret, 2024

12 Jam Tembus Balaesang Tanjung, untuk 10 Ribu Jiwa Terisolir

MONITOR, Palu – “Satu…dua…tiga, ayooo…!” Teriakan puluhan orang relawan saling menyemangati satu sama lain, sambil mendorong truk kuning bermuatan bantuan di Jalan lintas Palu – Balaesang Tanjung.

Bantuan logistik Posko Pertamina Mobile, terjebak di gundukan tanah longsor setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari Palu. Cuaca panas tak menyurutkan para relawan mengantarkan bantuan bagi masyarakat korban terdampak yang belum bisa dijangkau.

Hingga hari Senin (8/10), akses jalan dari Palu ke Kecamatan Balaesang dan Balaesang Tanjung Kecamatan Donggala, Sulawesi Tengah, masih berat, terutama bagi kendaraan-kendaraan besar. Di sepanjang jalan, terdapat banyak titik rintangan seperti tanah longsor, batu longsor, jalan retak. Jika ditotal bisa mencapai puluhan titik yang menyebabkan waktu tempuh jadi lebih lama yakni 5 jam dari waktu normal.

Truk yang membawa bantuan ditarik oleh puluhan relawan

- Advertisement -

Tak berapa lama, truk diupayakan bergerak maju, dengan didorong dari belakang dan samping. Namun tidak bisa. Sampai kemudian dibantu oleh warga sekitar dan relawan instansi lain. Truk tetap bergeming. Berkali-kali truk bermuatan 7 ton itu, dicoba didorong, tetap tidak bisa.

Ahad Rahedi, selaku Koordinator lapangan relawan Posko Mobile Pertamina Peduli, memutuskan muatan dipindahkan ke pick up yang kosong. Bahu membahu semua orang, estafet memindahkan muatan. Lebih dari 20 paket logistik dipindahkan. Kemudian truk kembali dicoba digerakkan. Kembali mesin truk meraung.

“Karena pertimbangan risiko jika didorong dari belakang, maka kami putuskan truk ditarik dari depan,” tutur Ahad Rahedi, relawan sekaligus Sr. Supervisor CSR & SMEP Marketing Operation Region VII Sulawesi.

Setelah dilakukan upaya menarik truk beberapa kali, akhirnya kendaraan yang membawa bantuan logistik, selimut, pakaian serta perlengkapan bayi tersebut bisa terlepas dari jebakan longsor. Truk kembali melakukan perjalanan.

Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid yang ikut dalam rombongan menyatakan pemilihan lokasi bantuan telah dikoordinasikan dengan BNPB.

“Selain melakukan pemulihan pendistribusian energi untuk masyarakat terdampak, kami dengan Pertamina Peduli menggulirkan bantuan CSR di wilayah yang masih memerlukan bantuan dan sulit dijangkau, berkoordinasi dengan BNPB,” kata Mas’ud.

Perjalanan selanjutnya tak mulus begitu saja. Truk dan rombongan relawan Posko Mobile Pertamina beberapa kali harus melintasi jalan yang tertutup longsor. Hingga sore menjelang, medan semakin berisiko. Jalur ini merupakan yang tercepat untuk menyalurkan bantuan. Dari informasi warga, alternatif lainnya melalui jalur darat lewat Kabupaten Tolitoli, dan memakan waktu lebih lama.

Bantuan akhirnya diterima Camat Balaesang Tanjung, Masudin yang bertemu dengan rombongan di Desa Walandano, Balaesang Tanjung. Akses jalan tak mungkin dilalui lagi. Akhirnya diputuskan pengiriman logistik melalui perahu motor kecil yang bersandar di pesisir menuju Balaesang Tanjung.

Bermodalkan senter dan lampu telepon seluler, bantuan dipindahkan dari truk ke perahu. Beberapa kali pengiriman dilakukan dengan perahu. Perjuangan 12 jam mendistribusikan bantuan ke desa terdampak bencana, memberikan arti besar bagi 10.000 jiwa di desa terisolir pasca bencana.

- Advertisement -

BERITA TERKAIT

TERPOPULER